KABARPAPUA.CO, Serui– Sebanyak 112 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Serui rutin mengikuti Program Kemandirian Pengembangan Budidaya Ikan Lele dan Pemanfaatan Lahan Sempit di kawasan Lapas Serui.
Program pembinaan bertujuan untuk meningkatkan moral, mental, dan keterampilan, serta mempersiapkan warga binaan lapas yang produktif sebelum kembali berbaur bersama masyarakat setelah bebas.
Kepala Seksi Pembinaan Narapidana Anak Didik dan Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIB Serui, Suparlan Purba mengatakan program pemberdayagunaan warga binaan dilakukan dengan memanfaatkan lahan sempit dan terbatas.
Kegiatan ini pun didampingi Dinas Pertanian yang ditopang Dinas Ketahanan Pangan dengan menanam berbagai jenis tanaman, seperti sayur kol, kangkung, gedi, sawi, cabai, terong dan tomat serta budidaya lele lewat pendampingan Dinas Perikanan.

Budidaya lele yang dilakukan warga binaan Lapas Serui. Foto: Ainun Faathirjal/KabarPapua.co
“Program ini sudah tersertifikasi. Tak hanya itu saja, warga binaan juga mendapatkan kegiatan tambahan, mulai dari pelatihan las, service motor tempel, serta pembinaan di bidang keolahragaan, seperti futsal, voli, bulutangkis hingga tenis meja.” ujarnya.
Didik menjelaskan hasil agrobisnis, selain dikonsumsi oleh warga lapas akan dijual ke masyarakat umum.
“Dengan kegiatan kreatif ini, kami berharap warga lapas dapat membawa perubahan perilaku dan kehidupan yang lebih baik setelah keluar dari lapas,” katanya.
Pertebal Kerohanian

Pendalaman keagamaan di Lapas Serui. Foto: Ainun Faathijral/KabarPapua.
Seperti halnya pada momen ramadan kali ini, warga binaan Lapas Serui mendapatkan bimbingan keagamaan dari Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kepulauan Yapen.
Agenda ini bertujuan untuk memberikan pembinaan, meningkatkan iman dan taqwa, serta memberikan pemahan agama yang lebih luas bagi warga binaan.
Kasi Bimas Islam Kemenag Yapen, Lapas Kelas IIB Serui, Rusmin Nuryadin Abdullah menjelaskan pendampingan dilakukan untuk memberikan motivasi, mengisi rohani dan mengajarkan warga binaan dapat menerima keputusan Allah SWT meskipun melalui keadaan yang sulit diterima.
“Pendampingan keagaan dilakukan semingu dua kali yakni setiap Kamis dan Jumat dengan kegiatan rutin membaca Alquran, tata cara salat, wudhu dan dialog tausiyah. Pendampingan ini akan dilakukan hingga akhir tahun,” ujarnya.
Terdapat 15 orang warga binaan yang mengikuti kegiatan tersebut. Dalam pendampingan ini turut diberikan bantuan Alquran, sarung kopiah serta perlengkapan salat.
“Warga binaan harus tetap semangat menjalankan kehidupan, karena setiap manusia itu Al-Insanu mahalul khoto wan nisyan yakni manusia adalah khoto yang penuh kesalahan dan kekurangan,” ujarnya. *** (Ainun Faathirjal)