KABARPAPUA.CO, Jakarta- Sebanyak tujuh Letter of Intent (LoI) berhasil ditandatangani oleh Koperasi Produsen Emas Hijau Papua bersama berbagai pihak dari pembeli dalam dan luar negeri pada ajang World of Coffee (WoC) Jakarta 2025. Total volume dari LoI itu mencapai 9,8 ton kopi.
Koperasi Produsen Emas Hijau Papua merupakan UMKM binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua (KPw BI Papua). Dari LoI tersebut mampu membukukan transaksi dagang senilai Rp1,6 miliar.World of Coffee Jakarta 2025 dihadiri ribuan pengunjung dari berbagai negara dan pelaku industri kopi global.
Penandatanganan LoI kopi Papua melibatkan pembeli dari dalam dan luar negeri, dengan rincian sebagai berikut:
- Cairo Coffee Collective (Mesir) dengan volume 1 ton atau senilai Rp180 juta;
- Overhead (Indonesia) dengan volume 0,2 ton atau senilai Rp38 Juta;
- United Coffee Brand (Dubai) dengan volume 5 ton atau senilai Rp900 juta;
- Soo Coffee Enterprise (Malaysia) dengan volume 0,5 ton atau senilai Rp80 juta;
- Coffee Beyond Borders (Indonesia) dengan volume 1 ton atau senilai Rp135 juta;
- Bianco Cafe (Bahrain) dengan volume 0,1 ton atau senilai Rp45 juta; dan
- Ontosoroh Coffee (Indonesia) dengan volume 2 ton atau senilai Rp180 juta.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua, Faturachman menjelaskan partisipasi kopi Papua dalam ajang WoC Jakarta 2025 merupakan rangkaian Road to Festival Kopi Papua ke-8 yang akan digelar di Jayapura pada Agustus 2025.
“Pencapaian ini meningkat dibandingkan dengan WoC Copenhagen 2024 yang mencatat transaksi sebesar Rp1,45 miliar dan menunjukan produk kopi Papua mampu bersaing secara global,” jelasnynya.
Hal ini membuktikan keberhasilan nyata pendekatan kolaboratif antarakoperasi, petani, dan Bank Indonesia dalam mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru dan inklusif.

World of Coffee Jakarta 2025 dihadiri ribuan pengunjung dari berbagai negara dan pelaku industri kopi global. Foto: BI Papua
Kopi Daratan Tinggi Papua
Kopi yang ditampilkan oleh Koperasi Emas Hijau Papua berasal dari dataran tinggi Papua pada ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut dan telah melalui proses pascapanen yang
telah terstandar. Cita rasanya yang khas serta pendekatan budidaya yang mengedepankan keberlanjutan menjadi daya tarik tersendiri di mata para pengunjung.
Penggunaan bahan organik dan keterlibatan masyarakat adat dalam rantai produksi juga menjadi nilai tambah yang diapresiasi oleh para pembeli internasional.
Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memperluas akses pasar UMKM Papua serta meningkatkan daya saing dan kualitas produk. Ke depan, KPw BI Papua akan menindaklanjuti hasil WoC melalui program pendampingan serta post event activities untuk peningkatan kapasitas produksi serta fasilitasi business matching dengan lembaga pembiayaan, guna memperkuat kesiapan ekspor dan perluasan pasar. *** (Katharina/BI Papua)