KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Bank Indonesia Perwakilan Papua mengungkapkan bahwa provinsi baru di Daerah Otonomi Baru (DOB) mempengaruhi dinamika perekonomian di Papua.
Hal itu sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala Deputi Perwakilan BI Papua, Thomy Andryas dalam pertemuan tahunan Bank Indonesia di Kantor BI Papua, Jayapura, Senin 4 Desember 2023.
Menurutnya, terbentuknya provinsi-provinsi baru tersebut telah mempengaruhi dinamika perekonomian di Papua. untuk itu, sinergi merupakan kata kunci agar pertumbuhan ekonomi dapat kuat berimbang berkelanjutan dan inklusif.
Empat provinsi tersebut memiliki peran yang sentral tidak hanya dalam perekonomian di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua. “Ekonomi Papua memberikan kontribusi sekitar 15 persen pada perekonomian hingga mendapat peringkat ketiga setelah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah,” ujar Thomy.
Peringkat Ekonomi Papua Secara Nasional
Secara nasional ekonomi Papua berada pada tingkat ke-15 dan berkontribusi sebesar 1,5 persen. Sementara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat berimbang berkelanjutan, perlunya dua peran utama, yakni pertama inflasi yang rendah dan stabil. Kedua, struktur perekonomian yang kuat.
Untuk mencapai inflasi yang rendah dan stabil, khususnya inflasi bahan pangan, perlunya strategi 4K. Strategi tersebut yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif.
“Strategi 4K juga perlu dilengkapi dengan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan. Adapun untuk memperkuat struktur perekonomian setidaknya tiga upaya yang perlu kita lakukan secara bersama-sama,” katanya.
Dorong Sumber Pertumbuhan Ekonomi
Strategi ini, Thomy melanjutkan juga untuk mendorong sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih heterogen. Sehingga pertumbuhan tidak hanya mampu pada satu sektor pertumbuhan ekonomi.
Pertama, didorong oleh sektor yang beragam akan menciptakan perekonomian yang lebih kuat dan berdaya tahan. Kedua, mendorong pelaku ekonomi yang lebih beragam, baik korporasi maupun UMKM.
Ketiga, mendorong berbagai sistem ekonomi dan keuangan tidak hanya sistem ekonomi dan keuangan konvensional namun juga ekonomi dan keuangan syariah.
“Tiga upaya tersebut perlu dibarengi dengan digitalisasi serta pembangunan yang berwawasan lingkungan. Selain itu juga perlunya sinergi antara berbagai pihak serta optimisme yang tinggi agar pertumbuhan yang kuat berimbang berkelanjutan dan inklusif dapat tercapai,” ujarnya. *** (Imelda)