KABARPAPUA.CO, Wamena – Mantan Penjabat Bupati Nduga, Edison Nggwijangge menyebut upaya pembebasan Pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens sudah mendekati final.
“Upaya pembebasan pilot, selama ini saya tidak pernah berkomentar apapun semenjak dilantik sebagai Pj Bupati Nduga pada 5 Juli 2023. Sejak awal saya bekerja secara silet,” kata Edison kepada wartawan di Wamena, Jumat 31 Mei 2024.
Menurut dia, perjuangan pembebasan pilot selama ini penuh dengan tantangan. Dimana perjalanan negosiasi melalui pendekatan secara kekeluargaan setahun ini sebenarnya sudah mencapai titik pada pembebasan.
“Upaya negosiasi setahun ini sampai dengan saat sekarang sudah mendekati pembebasan. Namun di akhir pendekatan pembebasan ini ada tantangan baru lagi yang dihadapi, yaitu pergantian Pj Bupati Nduga,” ucapnya.
Edison menyebut pergantian Pj Bupati Nduga rekomendasi dari Penjabat Gubernur Papua Pegunungan Velix Wanggai tanpa meminta saran dan petunjuk darinya maupun dan tim yang berjuang selama ini.
Ia mengkhawatirkan Pj Bupati Nduga yang baru tidak bisa melanjutkan upaya pembebasan pilot ini yang selama ini telah diupayakan. Padahal pembebasan sudah ada titik terang dan dapat terjadi dalam waktu dekat ini.
“Progres Maret-Mei sudah ada titik terang dan saya meyakini terjadi pembebasan dalam waktu dekat. Kenapa demikian, karena upaya kita sudah 90 persen pada titik akhir. Namun ditengah perjalanan tiba-tiba ada pergantian, ” katanya.
Edison menilai Pj Gubernur Papua Pegunungan tidak mentolerir pertimbangan dari kerja keras pejabat di Nduga. “tiba-tiba hari ini terjadi pelantikan, padahal tanggal 5 Juni baru berakhir masa jabatan saya sebagai Pj Bupati,” ungkapnya.
Ia menyayangkan dalam penentuan Pj Bupati Nduga seharusnya Gubernur Velix Wanggai mempertimbangkan fakta-fakta di lapangan, bukan asal kepentingan saja. Sebab, masalah ini berkaitan dengan wibawa negara.
“Semestinya kita sebagai pejabat yang dipercayakan negara harus berkolaborasi bersama, namun kenyataan selama ini Gubernur Papua Pegunungan tidak pernah hokus dalam dalam pembebasan pilot,” ujarnya.
Edison meminta Pj Gubernur dan Pejabat Bupati yang baru harus bertanggung jawab dalam upaya pembebasan pilot. Ia pun kecewa dengan langkah pimpinan Papua Pegunungan yang mengabaikan perjuangan pembebasan pilot.
“Kami sudah kerja mendekati final, namun semua tidak bersabar, tiba-tiba hari ini gubernur melantik pejabat yang baru. Egianus minta jangan dulu ganggu tataran pemerintahan ini, pilot ini bebaskan dulu,” ungkapnya.
Selama ini banyak kendala yang kami hadapi Edison, namun dirinya bersyukur kondisi Nduga di bawah kepemimpinan sangat aman. Demikian pula angka konflik menurun meskipun ada sedikit gangguan yang terjadi.
“Masalah komunikasi dan transportasi dalam upaya pembebasan pilot tidak melunturkan melunturkan semangat saya dan tim, Kami berani datang ke TKP terdekat menggunakan Helikopter untuk melakukan negosiasi di sana, namun gubernur tak melihat perjuangan itu,” ujarnya.
Kendati demikian, Edison menyampaikan terima kasih kepada Presiden Jokowi , Mendagri , Panglima TNI dan Kapolri yang telah memberikan kepercayaan kepadanya dalam memimpin Kabupaten Nduga.
“Dalam perjalanan kepemimpinan saya tentunya sejalan dengan kerja keras upaya menurunkan konflik di tengah upaya pembebasan pilot susi air dari tangann KKB pimpinan Egianus Kogoya pada 2023 lalu,” ucapnya.
Kapten Philip Mark Mehrtens menjadi sandera KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023. Dia menjadi sandera seusai mendaratkan pesawat di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Selain menyandera sang pilot, KKB juga membakar pesawat Susi Air jenis Pilatus. Egianus Kogoya sempat berpose di kokpit dan mendokumentasikannya menggunakan ponsel genggam.
Pada 26 Mei 2023, KKB merilis video yang menunjukkan kondisi sang pilot. Philip menyebut KKB akan menembaknya jika tidak ada negosiasi dalam waktu dua bulan. *** (Stefanus Tarsi)