Menu

Mode Gelap
Antisipasi 1 Desember, TNI Polri Patroli 2×24 jam di Kota Jayapura Pesan Sejuk Polri di Deklarasi Pemilu Ceria Tanah Papua Gedung Perpustakaan SMPN 5 Sentani Terbakar Hibah Pilkada Jayapura Cair 10 Persen, Deposit Kas Daerah Rp23 Miliar Disorot 1 Desember di Jayapura: Polisi Amankan Ratusan Botol Miras Ilegal, Penjual Ngacir

KABAR FREEPORT · 25 Nov 2025 10:44 WIT

Beasiswa Freeport Bawa Tiga Generasi Suku Amungme dan Kamoro Raih  Gelar Dokter 


					Peraih beasiswa Freeport yang menyandang gelar dokter. Foto:PTFI Perbesar

Peraih beasiswa Freeport yang menyandang gelar dokter. Foto:PTFI

KABARPAPUA.CO, Timika– PT Freeport Indonesia (PTFI) terus mendukung pendidikan anak- anak Papua melalui beasiswa yang dikelola oleh Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK). 

Tahun ini, tiga generasi muda Papua asal suku Amungme dan Kamoro  penerima beasiswa PTFI  resmi menyandang gelar dokter.

Director & Executive Vice President Sustainable Development PTFI  Claus Wamafma di Timika mengapresiasi pencapaian ketiga anak penerima beasiswa PTFI. “Mereka membuktikan  bahwa kerja keras, kedisiplinan, ketekunan, sikap yang adaptif, serta kegigihan dalam belajar telah mengantarkan meraih cita-cita,” katanya, Sabtu 22 November 2025.

Ketiga dokter tersebut adalah dr. Thalia Thomas Karupukaro sebagai dokter perempuan pertama dari suku Kamoro; dr. Christanto Beanal, dokter pria pertama dari suku Amungme; dan dr. Sephia  Jangkup merupakan dokter perempuan pertama dari suku Amungme.

Program Beasiswa  

Claus mengatakan program beasiswa PTFI yang dikelola melalui YPMAK merupakan realisasi  komitmen perusahaan dalam mendukung pendidikan untuk anak-anak Papua. Kolaborasi PTFI 

dan YPMAK bersama pemerintah akan terus mendorong pengembangan pendidikan bagi anak-anak Papua dalam menggapai cita-cita anak Papua.

Program beasiswa YPMAK telah berlangsung sejak tahun 1996. Hampir 30 tahun lamanya  beasiswa ini berjalan dengan dukungan penuh dari PTFI sebagai bagian dari komitmen perusahaan terhadap pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat lokal. 

Kontribusi investasi sosial PTFI yang utama adalah pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan  infrastruktur dengan prioritas pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia Papua. 

Penerima manfaat kontribusi adalah masyarakat Suku Amungme dan Suku Kamoro, yakni  masyarakat asli yang tinggal di sekitar wilayah operasional PTFI, serta lima suku kekerabatan  lainnya. 

Ketua Pengurus YPMAK Leonardus Tumuka menyampaikan ketiga dokter tersebut telah  menunjukkan pencapaian yang luar biasa. “Kami akan siapkan sumber daya manusia yang kuat  melalui dana kemitraan dari PT Freeport Indonesia untuk menghasilkan masyarakat yang lebih berkualitas, yang pada akhirnya mereka bisa menciptakan sesuatu yang bisa membantu masyarakatnya sendiri,” kata Leo. 

Peraih beasiswa Freeport yang menyandang gelar dokter. Foto:PTFI

Thalia mendapatkan beasiswa sejak tahun 2013 ketika masih duduk di bangku SMP di Tomohon, Sulawesi Utara, hingga ia menyelesaikan pendidikan kedokteran di Universitas Atma Jaya. 

Selama 12 tahun menjadi peserta beasiswa, Thalia mengalami berbagai perjalanan emosional, akademik, dan spiritual yang membentuk dirinya menjadi pribadi yang tangguh.

Ada dua momen yang paling membanggakan dalam perjalanan beasiswanya. Pertama, ketika ia terpilih sebagai salah satu wakil Sulawesi Utara untuk mengikuti lomba nasional bidang geosains  hingga ke Padang.

 “Saya bangga karena salah satu anak Papua bisa mewakili bidang geologi di tingkat nasional,” kata Thalia.

Momen kedua yang sangat berarti terjadi ketika ia sudah menjadi mahasiswa kedokteran, yaitu saat seorang pasien kembali khusus untuk mengucapkan terima kasih kepadanya. “Sesederhana itu, tetapi sangat membanggakan. Saya merasa benar-benar bermanfaat,” katanya. 

Thalia, dokter yang baru saja menyelesaikan studinya 4 November 2025 ini mengaku keinginannya untuk menjadi dokter begitu kuat karena sebagian masyarakat masih sulit  mengakses layanan kesehatan. Dengan adanya beasiswa PTFI, jalannya menuju cita-cita menjadi terbuka. 

“Beasiswa yang saya dapatkan ini sangat berpengaruh dan bisa menjadi pintu bagi semua generasi muda Papua untuk meraih mimpi yang lebih besar. Saya memilih menjadi dokter karena saya adalah anak yang tahu persis bagaimana susahnya layanan akses kesehatan di Papua. Saya ingin menjadi solusi dari masalah ini,” kata Thalia. 

Dua dokter lainnya yang juga penerima manfaat beasiswa Freeport melalui YPMAK yakni dr. Christanto Beanal menyelesaikan studi kedokteran di Unika Atmajaya. Ia kini tengah menempuh  pendidikan S2 Manajemen Rumah Sakit di Universitas Pelita Harapan (UPH), Tangerang, Banten.

Christanto merupakan penerima beasiswa YPMAK sejak kuliah S1 Kedokteran hingga melanjutkan pendidikannya di jenjang S2. Ia menekankan dukungan beasiswa yang diterimanya tidak hanya berbentuk finansial, tetapi juga dukungan moral, emosional, dan psikologis.

“YPMAK menyediakan support system yang sangat berarti. Kami bisa berkonsultasi dengan kakak-kakak pembina, bukan hanya soal administrasi, tetapi juga untuk dukungan psikis dan emosional,” katanya. 

Menurut Christanto, salah satu tantangan terbesar dalam pendidikan kedokteran bukan hanya materi akademik, tetapi juga kebutuhan akan support system yang kuat. “Struggling di pendidikan 

kedokteran itu bukan cuma soal belajar, tapi tentang punya teman-teman sebaya yang mengerti perjuangannya. Kami saling mendukung, saling menguatkan,” ujarnya. 

Selain itu, dr. Sephia Jangkup yang lulus pada awal tahun 2025 dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta. Sephia menerima beasiswa PTFI melalui YPMAK  sejak masih duduk di bangku SMP hingga berhasil meraih gelar dokter. 

Kini Sephia menjalani program internship di RSUD Mimika, ia mengaku bangga sekaligus terharu karena dapat membuktikan sesuatu yang penting bagi dirinya dan masyarakatnya. “Saya bangga 

bisa menunjukkan bahwa anak-anak dari Timika, khususnya dari suku Amungme dan Kamoro, bisa menjadi dokter,” katanya. Kebanggaan itu bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga  sebagai inspirasi bagi generasi berikutnya di kampung halaman.*** (Rilis)

Artikel ini telah dibaca 18 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Freeport – PSSI Gandeng KNVB, Poles Talenta Muda Papua Football Academy

29 November 2025 - 22:27 WIT

Freeport Cetak 4.000 SDM Unggul Papua Lewat Institut Nemangkawi

29 November 2025 - 20:16 WIT

Freeport Serahkan Dapur Mandiri dan Konsentrator Oksigen untuk Rumah Sakit Waa Banti

14 November 2025 - 22:38 WIT

Langkah Nyata Freeport Membangun Kesejahteraan Keluarga Pekerja OAP

12 November 2025 - 07:13 WIT

Freeport Indonesia – Pemkab Nabire Sepakat Turunkan Angka Stunting 

7 November 2025 - 08:26 WIT

Kontribusi Nyata Freeport Indonesia Dukung Pendidikan YPK GKI

1 November 2025 - 19:35 WIT

Trending di KABAR FREEPORT