KABARPAPUA.CO, Teluk Wondama – Gedung Sasana Karya di Teluk Wondama pada Sabtu malam, 4 Oktober 2025 dipenuhi suasana sukacita dan kebanggaan saat Konser Seruling Emas digelar.
Kegiatan monumental ini diinisiasi Paduan Suara Nafiri Jemaat GKI Betania Wasior dalam rangka Perayaan Satu Abad Nubuatan Dominee Izaak Samuel Kijne (25 Oktober 1925-25 Oktober 2025).
Konser yang sarat dengan nuansa rohani dan budaya tersebut dihadiri Bupati Teluk Wondama, Ketua DPRK Teluk Wondama, Plt. Kabag Ops Polres Teluk Wondama, serta Anggota Badan Pekerja Sinode (BPS) GKI di Tanah Papua Wilayah XII.
Turut hadir pula Plt. Ketua Klasis GKI Wondama, Sekretaris Dewan Adat Papua Wilayah Wondama, para tokoh adat, pimpinan gereja lintas denominasi, dan masyarakat yang menyaksikan baik secara langsung maupun melalui siaran live streaming.

Dalam Konser Seruling Emas, acara turut dimeriahkan oleh penampilan Group Suling Tambur Jemaat GKI Maranatha Iriati, Paduan Suara Jemaat GKI Syalom Wasior, Group Tari Seniman Jalanan, Vocal Group Hosana, serta Grup Ukulele Sekolah Minggu GKI Klasis Wondama yang tampil dengan penuh semangat dan menghadirkan nuansa ceria khas anak-anak.
Ketua Panitia, Bernard T. Wambrauw, kepada KabarPapua.co menyampaikan bahwa Konser Seruling Emas bukan sekadar pertunjukan musik, melainkan sebuah perjalanan iman dan budaya untuk menghormati jasa besar Dominee I.S. Kijne sebagai tokoh yang meletakkan dasar pendidikan, iman, dan peradaban orang Papua di Miei, Wondama, sejak tahun 1925.
Acara ini mengusung tema “Ranoe Som – Nyanyian Pujian” dengan subtema “Biarlah Segala yang Bernafas Memuji Tuhan” (Mazmur 150:6).
“Konser ini dikemas dalam bentuk naratif-musikal, memadukan paduan suara, musik tradisional, tarian daerah, serta narasi multimedia yang menggambarkan perjalanan iman umat Papua dari masa ke masa,” jelas Bernard.

Bernard menambahkan, kegiatan tersebut terlaksana berkat semangat pelayanan dan kebersamaan seluruh panitia. Dari rencana anggaran sebesar Rp90 juta, panitia hanya mampu mengumpulkan sekitar Rp30 juta, namun dengan kerja keras dan gotong royong, konser tetap berhasil digelar dengan meriah.
“Keberhasilan konser ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, gereja-gereja lintas denominasi, tokoh adat, hingga para donatur dan simpatisan,” terangnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Komisioner KPU Teluk Wondama ini berharap agar momentum Konser Seruling Emas menjadi langkah awal menjadikan Teluk Wondama sebagai pusat seni, musik, dan budaya Papua.
“Kiranya pemerintah daerah dapat mendirikan Sekolah Seni, Musik, dan Budaya sebagai wadah pengembangan talenta generasi muda Papua, guna melestarikan nilai iman sekaligus memperkuat jati diri budaya lokal,” katanya. ***(Yosias Wambrauw)




















