KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura- Kementerian kesehatan (Kemenkes) mendata jumlah Pekerja Seks Perempuan (PSP) di Kota Jayapura diperkirakan 1.700-an orang.
Dari jumlah ini, Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Papua mencatat sebanyak 1.218 orang adalah PSP terselubung. Lalu, PSP yang memiliki KTP Kota Jayapura berkisar 495 orang.
Data yang dimiliki PKBI Papua menyebutkan fenomena tingginya jumlah PSP di Kota Jayapura karena perkembangan kota yang terbuka, mulai dari akses transportasi, kemajuan teknologi digitalisasi, industri jasa hingga industri hiburan.
“Berdasarkan metode kerja, PSP terselubung yang memiliki profesi lain sebesar 74 persen dengan lokasi terbesar transaksi PSP berada di Distrik Jayapura Selatan,” jelas Direktur PKBI Papua, Ais Riawaru kepada jurnalis di Kota Jayapura, Kamis 13 Februari 2025.
Ais bilang PKBI mendata PSP yang bukan bekerja di bar atau panti pijat. Sebab menurutnya PSP yang bekerja di bar atapun di panti pijat selalu rutin melakukan screening di pusat kesehatan reproduksi di Kotaraja.
“Justru PKBI mendata PSP yang berada di tengah masyarakat, misalnya Pekerja Seks Komersial (PSK), pekerja seks jalanan, termasuk pekerja seks di area kos-kosan,” ujarnya.
Ais mengakui data yang diperoleh PKBI mendekati target 2024, dimana target PKBI di tahun 2024 sebanyak 1400-an dan yang terjaring hampir mencapai target sebanyak 1.218 orang.
“Jumlah ini dapat dijangkau sesuai dengan by name by address dan penyebarannya semua di Kota Jayapura dan fakta yang terjadi, fenomena industri seks terselubung di Kota Jayapura,” jelasnya.
PKBI Papua mengingatkan kepada PSP untuk rutin memeriksakan kesehatannya di fasilitas kesehatan.
“Kami mengajak warga yang merasa beresiko untuk segera memeriksakan diri. Tidak perlu malu, sebab lebih baik mencegah daripada mengobati,” ujarnya. *** (Natalya Yoku)