KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Persiapan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kampung Harapan bagi 3969 siswa dipuji Pendamping Mitra Sukses Badan Gizi Nasional (BGN). Hal terungkap dalam acara Ngobrol Santai Bersama Jurnalis Papua “Kupas Tuntas Soal MBG” di Hangover Café Hamadi, Kota Jayapura, Papua, Senin, 12 Mei 2025.
Dapur mandiri pertama di Papua yang dikelola secara mandiri oleh seorang perempuan Papua, siap menyalurkan makanan bergizi gratis bagi 3969 penerima manfaat di Sentani dan sekitar pesisir Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Adalah Yayasan Teker Harapan Papua, yang diketuai Hesty Imelda Kere sebagai pengelola dapur mandiri mengatakan, pihaknya sangat menyambut baik program MBG yang diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subiyanto beberapa waktu lalu.
“Penerima manfaat dari MBG di Kabupaten sentani ini berada di dua distrik yakni Distrik Sentani Timur dan Distrik Ebungfauw, mulai dari siswa TK hingga SMA. Untuk wilayah Distrik Sentani Timur sendiri ada sekitar 3200 siswa yang menerima manfaat hingga di wilayah danau yakni, Kampung Asei, Ayapo, Puai dan Yokiwa,” jelas Hesty.
Sementara penerima manfaat lainnya, kata Hesty, berada di wilayah danau Distrik Ebungfauw, yakni Kampung Agar, Yoboi, Ifale, Hobong, Atamali, Petani, Kenzio, Babrongko, Kamayakha, dan Simporo.
Hesty yang juga seorang jurnalis menyebutkan, dirinya menyasar wilayah Danau Sentani, agar anak-anak yang berada di pesisir danau juga bisa menerima manfaat dari program MBG dari pemerintah.
“Ini adalah panggilan hati saya sebagai perempuan dari wilayah danau. Apalagi mereka semua adalah anak-anak saya dan mereka harus menerima manfaat yang sama dari program MBG,” kata Hesty dengan penuh haru.
Hesty menjelaskan tantangan yang dihadapi memang sangat berat, dimana pihaknya harus mengantarkan makanan bagi siswa di daerah Danau Sentani menggunakan speadboat dan dilanjutkan menggunakan motor viar untuk dua kampung, yakni Kamnpung Yokiwa dan Kampung Kamyakha.
“Kalau hitung cost-nya, memang sangat besar, tapi kami berusaha agar anak-anak di sekitar wilayah Danau Sentani dan sekitarnya, mereka harus dapat manfaat program MBG, mereka adalah generasi emas Papua, Indonesia ke depan,” katanya.

Ketua Yayasan Teker Harapan Papua, Hesty Imelda Kere berbicara dalam acara Ngobrol Santai Bersama Jurnalis Papua “Kupas Tuntas Soal MBG”. (KabarPapua.co/Natalya Yoku)
Menurut Hesty, di atas lahan seluas 400 meter persegi, pengerjaan dapur makro mandiri ini telah mencapai 80 persen dan semua telah sesuai dengan standar dapur gizi nasional. “Hal-hal situasional terkait akses transportasi di wilayah pesisir danau ini akan kami sampaikan kepada pihak BGN, agar menjadi pertimbangan bagi mereka,” jelasnya.
Menurut Hesty, pendirian dapur makro mandiri miliknya menjadi peluang bagi para mama (kaum perempuan asli Papua) di Sentani untuk terlibat langsung. Misalnya saja sector pertanian dan perikanan darat.
“Banyak sektor yang bisa bangkit mulai dari sektor pertanian seperti hasil kebun yang bisa dijual ke dapur giz. Juga sektor perikanan darat di pesisir danau yang nantinya semua itu akan berdampak pada peningkatan perekonomian keluarga,” terang Hesty.
Wakil Komandan TKN Milenial Prabowo-Gibran, Wawan Sugiyanto mengapresisasi apa yang telah dibuat oleh Yayasan Teker Harapan Papua dan berharap program MBG di Papua dapat disesuaikan dengan kearifan lokal masyarakat setempat.
“Yang dibuat teman-teman dari Yayasan Teker Harapan Papua, Ibu Hesty dan kawan-kawan bisa menjadi spirit bagi seluruh milenial. Ibu Hesty bukan hanya sekadar mengajukan diri menjadi mitra, tapi juga memiliki niat berjuang membangkitkan sektor ketahanan pangan lewat keberadaan dapur MBG,” katanya.
Sedangkan Pendamping Mitra Sukses BGN, Bagus Septyan Tri memuji semangat masyarakat Kampung Harapan, khususnya Yayasan Teker Harapan Papua yang menginisiasi pembangunan dapur gizi mandiri pertama di Kabupaten Jayapura.
“Ini luar biasa, Ibu Hesty dapat membangun dapur gizi standar BGN yang prosesnya dibangun secara mandiri. Saya sudah turun langsung melihat dapur gizi milik Yayasan Teker,” jelas Bagus.
Ondoafi Kampung Asei, Marthen Ohee menyambut baik dan mengapresiasi pembangunan dapur gizi gratis di wilayah adatnya. Bahkan pihaknya merasa bangga, dapur gizi ini dibangun di wilayah adatnya.
“Sebab hal ini sekaligus bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di wilayah adat kami dan seluruh orang Sentani, terlebih mama-mama yang akan dipekerjakan nantinya,” jelas Marthen. ***(Natalya Yoku)