Menu ✖

Mode Gelap
Antisipasi 1 Desember, TNI Polri Patroli 2×24 jam di Kota Jayapura Pesan Sejuk Polri di Deklarasi Pemilu Ceria Tanah Papua Gedung Perpustakaan SMPN 5 Sentani Terbakar Hibah Pilkada Jayapura Cair 10 Persen, Deposit Kas Daerah Rp23 Miliar Disorot 1 Desember di Jayapura: Polisi Amankan Ratusan Botol Miras Ilegal, Penjual Ngacir

NOKEN · 23 Apr 2024 19:09 WIT

Perempuan Sentani Bangkit di Atas Tonggak Budaya


					Dr. Hana S. Hikoyabi, S.Pd., M.Kp. (Foto dok:reportasepapua.co.id) Perbesar

Dr. Hana S. Hikoyabi, S.Pd., M.Kp. (Foto dok:reportasepapua.co.id)

OPINI

*Penulis: Dr. Hana S. Hikoyabi, S.Pd., M.Kp (Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura)

PEREMPUAN Sentani, ingin menggerakan seluruh elemen masyarakat yang ada di Danau Sentani, mulai dari para ondofolo, para khoselo dan seluruh masyarakat adat Sentani untuk kembali melihat bagaimana peran perempuan Sentani dalam pembangunan.

Program kesetaraan gender yang dibicarakan oleh pemerintah pusat tidak bisa langsung diterapkan di Papua, karena harus melalui proses penyesuaian terhadap adat-istiadat di Papua. Adat Sentani misalnya, mulai dari Sentani Timur, Sentani Tengah, dan Sentani Barat begitu kokoh secara struktural.

Tatanan adat telah tertata rapi, tetapi kami semua tidak bekerja mengacu pada tatanan dan nilai-nilai kearifan yang ada pada masing-masing kampung. Selama ini kita terseret ke dalam arus perkembangan jaman, sehingga nilai-nilai kearifan itu tidak dipertahankan, bahkan kini terancam punah. Untuk itu, kita harus menjaga nilai-nilai kearifan yang ada dalam adat Sentani.

Dr. Hana S. Hikoyabi, S.Pd., M.Kp. (Foto dok:suaraperempuanpapua.id)

Karena itu, perempuan Sentani, ingin menggerakan seluruh elemen masyarakat yang ada di Danau Sentani, mulai dari para ondofolo, para khoselo, dan seluruh masyarakat adat Sentani untuk kembali melihat bagaimana peran perempuan Sentani dalam pembangunan.

Saya ingatkan untuk kita semua bahwa, masa depan Papua secara khusus keberlangsungan hidup komunitas orang asli Sentani terletak pada pundak perempuan dan rahim perempuan. Ketika ada batin yang tenang, pangan tercukupi, dan kondisi tubuh yang sehat, maka akan lahir generasi-generasi yang berkualitas di atas Tanah Sentani. Jika tidak dimulai dari sekarang, maka siapa yang akan bertanggungjawab atas masa depan orang Sentani?

Kami menyadari bahwa para ondofolo dan unsur lainnya dalam adat mempunyai otoritas yang penuh. Tetapi perempuan Sentani juga ingin mengungkapkan ide dan harapannya. Jika kami terus terkurung di dalam suatu pola adat yang tertutup, tidak diikutsertakan dalam mengikuti perkembangan pembangunan, kapan perempuan Sentani bisa maju berkembang mengikuti arus pembangunan saat ini?

Dr. Hana S. Hikoyabi, S.Pd., M.Kp. (Foto dok:papua.tribun.com)

Sentani adalah garda terdepan Papua. Jika tidak dibentuk hari ini, maka kita semua akan gigit jari. Jangan anggap remeh dengan perempuan. Kemana pun kami pergi, identitas kami sebagai orang Sentani selalu melekat di dalam diri kami.

Ada nilai-nilai positif dalam adat yang patut dipertahankan oleh perempuan Sentani. Saya melihat dan merasa bagaimana perempuan Papua begitu energik, kokoh dan bertanggungjawab kepada generasinya. Jadi, jika perempuan ada kesempatan, harus gunakan untuk memperbaiki diri. Dan jika perempuan Sentani keluar, identitas kami sebagai orang Sentani tetap melekat. Nilai-nilai adat kami harus dipertahankan terus dan tidak boleh dinodai.

Pembangunan manusia bukan saja terletak pada tangan laki-laki. Karena kalau laki-laki saja yang berperan, pasti tidak akan efektif dan tidak akan mencapai tujuan. Saya sangat mengharapkan bahwa, perempuan harus diberi ruang partisipasi dalam pembangunan sumber daya manusia Sentani. Jika kita berbicara perempuan, berarti kita berbicara tentang visi dan masa depan orang Sentani.

Dr. Hana S. Hikoyabi, S.Pd., M.Kp. (Foto dok:suaraperempuanpapua.id)

Ada pepatah mengatakan, jangan memulai dari sesuatu yang mereka tidak tahu, tetapi mulailah dari apa yang mereka miliki. Jadi, saya tawarkan pola itu kepada kita semua. Saya tidak memberikan pola baru, tetapi pola yang sudah ada dalam struktur adat itu yang perlu diangkat kembali dan dihargai untuk melakukan pemberdayaan kepada perempuan Sentani.

Hierarki adat harus dipertahankan, karena memiliki otoritas adat yang sangat kuat dan punya pengaruh positif terhadap perempuan. Saya harapkan para istri ondofolo dapat berperan aktif mewujudkan nilai-nilai kearifan adat di dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga, kita tidak tergantung pada sistem pemerintah, tetapi dengan peluang otonomi khusus ini, kami kembali menghargai nilai-nilai yang merupakan kebanggaan dan jati diri kami.

Keberlangsungan hidup komunitas orang asli Sentani terletak pada pundak dan para rahim perempuan Sentani. Untuk itu, perempuan Sentani mencoba menggali nilai-nilai budaya untuk mendorong gerakan perempuan Sentani agar tampil dalam proses pembangunan. ***

*) Isi opini atau artikel ini menjadi tanggungjawab penulis sepenuhnya, bukan menjadi tanggungjawab redaksi KabarPapua.co.

Artikel ini telah dibaca 234 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Menakar Langkah MDF

2 June 2025 - 09:29 WIT

Perubahan Iklim Global: Ancaman Nyata bagi Pasifik dan Pesisir Papua  

30 May 2025 - 21:17 WIT

Energi Hijau Papua: Jalan Tengah Konservasi dan Keadilan Sosial

28 May 2025 - 10:47 WIT

Penerapan Etika Kesehatan Masyarakat dalam Program Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS

19 May 2025 - 16:20 WIT

Perang Bintang di Papua: Dua Eks Jenderal dan Dinamika Perebutan Kursi Gubernur

23 March 2025 - 15:09 WIT

Angin Segar Kenaikan Kesejahteraan Gaji Guru, Diharapkan Sebanding dengan Kualitas Pengajaran Bagi Siswa di Sekolah

10 January 2025 - 22:01 WIT

Trending di NOKEN