KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Perwakilan Papua telah mengantongi identitas tiga terduga pelaku penyiksaan warga sipil di sebuah drum.
Kepala Sekertariat Kantor Komnas HAM Perwakilan Papua, Frits Ramandey menyebut, identitas tiga terduga pelaku berdasarkan hasil koordinasi dengan sumber informasi terpercaya.
“Inisial sudah ada di kami, hanya saja belum bisa disebutkan, karena kasus seperti ini bukan pertama kali terjadi dan juga bukan pertama kali kami tangani. Kasus penganiayaan ini kan dengan motif yang hampir sama,” kata Frits dalam keterangan pers di Jayapura, Sabtu 23 Maret 2024.
Frits menyebut ada motif unsur penyiksaan, karena dilakukan lebih dari satu orang. Dia pun mengecam keras tindakan para pelaku yang dinilai sebagai bentuk tindakan yang brutal, tidak manusiawi dan melanggar HAM.
“Kami Komnas HAM Perwakilan Papua pada prinsipnya juga memberi perhatian serius kepada kasus ini. Karena dalam konteks HAM, ada unsur penyiksaan dalam kasus tersebut,” ujarnya.
Komnas HAM Papua telah berkordinasi dengan Komnas HAM RI untuk melakukan pemantauan dan penyelidikan. Koordinasi ini termasuk meminta keterangan Komando Yonif Raider 300/Braja Wijaya di Kabupaten Cianjur.
“Komnas HAM juga telah melakukan kordinasi dengan Menkopolhukam serta Panglima TNI dan telah membentuk tim investigasi. Kami minta tim independen mengawasi kasus ini jangan sampai lolos, sehingga siklus kekerasan ini tidak berulang,” kata Frits.
Soal langkah penegakan hukum, Komnas HAM Papua mengapresiasi langkah Panglima TNI yang telah membentuk tim investigasi guna mengungkap fakta-fakta terkait kasus tersebut.
Namun, pihaknya meminta Panglima TNI melakukan pengawasan terhadap Tim Investigasi dalam upaya penyelidikan. “Kami berharap penegakan hukum secara tepat, jujur dan terbuka guna menjawab keresahan masyarakat di tanah Papua,” ucapnya.
Selain itu, Komnas HAM Papua juga meminta Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyelidiki identitas korban penyiksaan. “Kita minta Kapolda untuk memberikan instruksi kepada kapolres agar dapat menelusuri pelakunya,” pintanya. *** (Imelda)