Menu

Mode Gelap
Antisipasi 1 Desember, TNI Polri Patroli 2×24 jam di Kota Jayapura Pesan Sejuk Polri di Deklarasi Pemilu Ceria Tanah Papua Gedung Perpustakaan SMPN 5 Sentani Terbakar Hibah Pilkada Jayapura Cair 10 Persen, Deposit Kas Daerah Rp23 Miliar Disorot 1 Desember di Jayapura: Polisi Amankan Ratusan Botol Miras Ilegal, Penjual Ngacir

LINGKUNGAN · 26 Apr 2025 21:37 WIT

Jambore Karhutla 2025: Momentum Antisipasi Kebakaran Hutan


					Jambore Karhutla 2025 di Kabupaten Siak, Riau. Foto: ist Perbesar

Jambore Karhutla 2025 di Kabupaten Siak, Riau. Foto: ist

KABARPAPUA.CO, Jakarta–  Menteri Kehutanan RI Raja Juli Antoni turut menghadiri Jambore Karhutla 2025 di Kabupaten Siak, Riau. Menhut mengapresiasi Jambore Karhutla 2025 ini sebagai momentum awal untuk mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Ia mengatakan kebakaran hutan dan lahan menjadi ancaman di Provinsi Riau. Oleh karena itu, lanjutnya, diperlukan adanya kolaborasi untuk menangani terjadinya karhutla ini.

“Jambore Karhutla hari ini adalah sebagai penanda bahwa kebakaran hutan dan lahan masih bersama kita dan oleh karena itu kita perlu bergandengan tangan, bahu-membahu, menjaga solidaritas untuk mencegah terjadinya karhutla di Provinsi Riau,” jelasnya, Sabtu 26 April 2025.

Apalagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bulan Juni hingga Agustus 2025 akan terjadi kemarau yang panjang.

Akan tetapi, merujuk data, Menhut mengatakan tren karhutla di Indonesia mengalami penurunan. Setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi penurunan karhutla ini.

Faktor pertama kolaborasi dan koordinasi yang baik di antara seluruh stakeholder, pemerintah pusat, daerah, TNI-Polri, BMKG, kehutanan tentunya, serta seluruh stakeholder tergerak secara terpimpin dan bersama-sama antisipasi kebakaran hutan.

Faktor kedua, penegakan hukum yang efektif juga dinilai mempengaruhi menurunnya angka karhutla di Indonesia.

“Kedua, penegakan hukum yang efektif oleh APH di mana apabila terjadi kebakaran hutan di HGU atau HPI maupun di bidang kehutanan maka akan ditegakkan hukum secara tetap,” tuturnya.

Kemudian, faktor ketiga adanya partisipasi masyarakat juga dinilai mempengaruhi angka karhutla tersebut. “Tanpa partisipasi aktif dari masyarakat terutama generasi muda, adik-adik Pramuka, dan lain sebagainya, tentu ancaman karhutla ini akan selalu bersama,” katanya.

“Dengan Jambore Karhutla hari ini, kita berharap tiga hal tadi menjadi hal yang paling penting kita garis bawahi,” ujar Menhut.

Seperti diketahui, Jambore Karhutla 2025 secara resmi telah dibuka oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Jambore Karhutla yang digagas Polda Riau berkolaborasi dengan Pemprov Riau ini menjadi titik awal dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan kabut asap.

Jambore Karhutla diselenggarakan selama 3 hari pada 25-27 April 2025. Kegiatan ini akan diisi dengan talk show, simulasi pemadaman kebakaran hutan dan kegiatan lainnya.

Total ada 530 peserta pramuka dari tingkat SMA hingga mahasiswa yang terlibat di Jambore Karhutla ini. Diharapkan anak-anak muda ini menjadi agen perubahan dalam pelestarian lingkungan hidup.

Rocky Gerung: Polisi Itu ‘Pohon Lindung’ Seluruh Indonesia

Rocky Gerung hadir di Jambore Karhutla 2025 di Kabupaten Siak, Riau. Foto: ist

Filsuf sekaligus pendiri Tumbuh Institute, Rocky Gerung, turut hadir dalam kegiatan penanaman pohon di Jambore Karhutla 2025 di Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Syarif Hasyim, Kecamatan Minas Jaya, Kabupaten Siak, Riau,

Rocky menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Jambore Karhutla, yang ia sebut sebagai wujud komitmen memuliakan alam. Bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, dan Gubernur Riau Abdul Wahid, Rocky turut menanam pohon sebagai simbol kepedulian terhadap lingkungan.

“Terima kasih teman-teman, karena dari Pekanbaru kita bisa menyuarakan keinginan untuk memuliakan alam,” ujarnya.

Ia pun menyoroti konsep green policing yang diterapkan oleh Polda Riau sebagai langkah inovatif dalam pelestarian lingkungan dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Menurutnya, pelibatan Polri dalam kegiatan penghijauan adalah bentuk nyata peradaban dalam menghadapi krisis lingkungan.

“Green policing itu berarti polisi menghijaukan alam, dan itu bagian dari tugas peradaban,” jelasnya.

Rocky menambahkan, dari langkah kecil seperti menanam pohon, bisa tumbuh harapan bagi masa depan yang lebih hijau dan lestari.

“Dari pekerjaan kecil ini, kita menumbuhkan harapan masa depan,” tegasnya.

Ia kemudian menutup pernyataannya dengan seloroh:  “Jadi, polisi itu artinya ‘Pohon Lindung Seluruh Indonesia’. Salam akal sehat, salam Presisi.”

(Rilis)

Artikel ini telah dibaca 25 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Freeport Tebar 10.000 Anakan Ikan Barramundi dan 500 Kepiting Bakau di Sungai Ajkwa

21 May 2025 - 22:17 WIT

Cegah Flu Burung, Karantina Papua Musnahkan Unggas Tak Berdokumen

11 May 2025 - 21:01 WIT

Karantina Papua Gagalkan Penyelundupan Tiga Ekor Kanguru Tanah

7 May 2025 - 18:50 WIT

Pengelolaan Sampah Terbuka di TPA Aromarea Kepulauan Yapen akan Dihentikan

7 May 2025 - 00:32 WIT

HPSN, Pj Gubernur Papua Ikut Bersihkan Sampah di Pantai Holtekamp

21 February 2025 - 16:40 WIT

Aksi Pungut Sampah, Gerakan Anak Muda Jayapura Peduli Lingkungan

3 February 2025 - 00:01 WIT

Trending di LINGKUNGAN