KABARPAPUA.CO, Merauke – Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) Papua Selatan, Apolo Safanpo-Paskalis Imadawa mendorong pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan ekonomi kerakyatan di wilayah Provinsi Papua Selatan.
“Keempat program itu menjadi program prioritas kami selama lima tahun kedepan,” kata Wagub Papua Selatan, Paskalis Imadawa disela-sela dialog interaktif yang digelar Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP-RRI) Merauke, Senin, 10 Maret 2025.
Dalam dialog, Wagub Papua Selatan, Paskalis Imadawa menjelaskan, terkait pendidikan, ada dua hal yaitu pertama bagaimana mencerdaskan anak-anak asli Papua Selatan. Kedua, pembenahan sarana dan prasarana baik perumahan guru, sekolah atau ruang kelas, pengadaan jaringan listrik, air dan juga jaringan internet.
“Pendidikan juga perlu difokuskan pada pendidikan berbasis asrama. Karena kita lihat beberapa tahun belakangan ini, kita biarkan anak-anak dari rumah sendiri ke sekolah akhirnya banyak anak-anak yang putus sekolah, khusus di kampung-kampung lokal,” kata Paskalis dalam dialog interaktif.
Menurut Paskalis, akibat dari putus sekolah, maka terjadi imigrasi dan urbanisasi yakni perpindahan anak-anak usia dini dari kampung ke kota dan mereka itulah yang dikategorikan sebagai “anak-anak aibon”.
“Dalam waktu dekat ini, kami akan bertemu dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPR) Provinsi Papua Selatan untuk membahas terkait peraturan gubernur (pergub) dan peraturan daerah khusus (perdasus) terkait pendidikan,” ujarnya.
Menurut Paskalis, pergub perlu dibahas sehingga bisa menjadi peraturan daerah (perda) dan perdasus itu, bisa dipakai untuk kebijakan keuangan, guna penyelenggaraan pendidikan lima tahun kedepan.
Selanjutnya, membangun rumah singgah di tiga kabupaten dan juga Merauke untuk menampung anak-anak yang sudah terobsesi karena kecanduan lem aibon dan minuman keras (miras) ditampung disitu. “Kami akan taruh guru-guru yang punya kemampuan khusus di rumah singgah untuk mengembalikan mainset mereka ke jalan yang benar,” katanya.
Kemudian program kesehatan, kata Paskalis, ada tiga hal pokok yang perlu dilihat terkait kesehatan. Pertama, berupaya bagimana bekerjasama dengan dinas kesehatan dan empat rumah sakit yang ada di empat kabupaten.
“Tiga rumah sakit lainnya sudah tipe C, satu rumah sakit sudah tipe B yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merauke. Kami usahakan supaya naikan rumah sakit yang sudah tipe B ini ke tipe A, yang dari tipe C ke tipe D,” jelas Paskalis.
Ternyata, menurut Paskalis, pengembangan RSUD Merauke, baik dari sisi kelengkapan perkantoran maupun pengembangan gedung dan ruang sudah tidak dimemungkinkan lagi dari ruang atau lahan yang ada.
“Sementara kami berusaha untuk cari jalan keluar bagaimana, kami minta kepada masyarakat Merauke tolong siapkan tempat untuk kami bangun sebuah rumah sakit tipe A dan bisa menjadi rumah sakit tingkat Provinsi Papua Selatan,” jelas Paskalis.
Upaya lainnya, kata Paskalis, yakni bagaimana dari pihak medis dan juga dari pihak pemerintah menjadi mediator dan mensosialisasikan kepada masyarakat agar bisa hidup sehat.
“Setelah kami sudah sosialisi, kami harus upayakan agar supaya ada pencegahan-pencegahan karena pengobatan itu tidak akan terjadi ketika sosialisasi dilakukan dan juga pencegahan dilakukan,” ujarnya.
Selanjutnya, kata Paskalis, program ekonomi kerakyatan yaitu bagimana meningkatkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Usaha-usaha menengah dan usaha-usaha kecil akan ditingkatkan. “Kami akan memberikan modal kepada orang yang mempunyai kemauan dan melakukan pendampingan,” katanya.
“Pendampingan perlu dilakukan, lantaran ibaratnya jangan sampai ketika ia minta ikan, kita kasih ikan, itu tidak boleh. Dia minta ikan kita kasih dia mata kail dan umpan sertakan dengan pendamping, orang yang bisa mendampingi dia untuk menangkap ikan,” tambahnya.
Pengetahuan diberikan, kata Paskalis, akan dibawa sampai mati. Pejabat tidak boleh menjadi senter klas tetapi menjadi pemimpin yang motivator, mengarahkan, membimbing dan mendampingi agar supaya masyarakat bisa bangkit.
“Kami akan batasi yang namanya pengusaha Indomart dan Alfamart. Alfamart ini pengusaha besar, ketika mereka masuk dan menanamkan modal di wilayah kita, maka pengusaha-pengusaha kecil akan mati karena barang di Alfamart dan Indomart terutama bahan makanan (bama) lengkap, semuanya ada,” kata Paskalis.
Paskalis menambahkan, itulah yang akan membuat pengusaha-pengusaha kecil akan mati, tidak bisa berkembang. “Untuk itu, kedepan pengusaha Alfamart dan Indomart itu akan dipertimbangkan,” katanya. ***(Siaran Pers)