KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Kepala Wilayah Perum Bulog Papua dan Papua Barat, Ahmad Mustari, menyebut kenaikan harga beras di wilayah Papua dipicu oleh biaya transportasi.
Menurut Ahmad, harga beras Bulog sebesar Rp10.550. Harga ini belum termasuk biaya transportasi pengiriman ke daerah. “Harga 10.550 rupiah itu pengambilan pada pintu Gudang Bulog, kalau kita jual di Kabupaten Keerom, tentu membutuhkan biaya transportasi,” terangnya, Rabu 23 Februari 2024.
Meski demikian, Ahmad memastikan Bulog tidak melakukan kenaikan harga atau masih menerapkan harga nasional. “Kita tidak semena-mena bahwa misalnya di pasar kurang minyak goreng, beras dan terus kita menaikan harganya, itu tidak mudah,” ungkap Ahmad.
Dia juga menegaskan bahwa beras yang Bulog salurkan adalah beras premium dan dikatagorikan beras medium. Karena kebutuhan untuk bantuan pangan seta jatah ASN, TNI- Polri yaitu beras kualitas baik.
“Jadi dengan adanya kenaikan harga beras tentunya masyarakat tidak perlu merasa panik, tetapi bulog terus melancarkan dan menyalurkan beras ke masyarakat. Sehingga masyarakat bisa membeli, yang penting Bulog tidak menaikan harga dan masih memakai harga nasional,” katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Papua, Samuel Siriwa menghimbau masayarakat dapat memanfaatkan pangan lokal untuk konsumsi dengan adanya kenaikan harga beras.
“Untuk solusinya masyarakat perlu konsumsi pangan lokal, seperti ubi-ubian, sagu dan sebagainya,”ujar Siriwa
Dia meyakini dengan pengembangan pangan lokal yang ada di tempat sekitar dapat membantu meningkatkan ketahanan pangan di daerah. *** (Imelda)