KABARPAPUA.CO, Serui– Ketua Pokja Perempuan Majelis Rakyat Papua (MRP), Natalia A. Wona mengunjungi Serui, ibukota kabupaten Kepulauan Yapen untuk menyerap aspirasi warga, Kamis 17 Juli 2025.
Kegiatan berlangsung di Sekretariat Dewan Adat Papua di Kelurahan Anouterei. Acara bertemakan “Selamatkan Manusia dan Tanah Papua” dengan mengangkat judul “Selamatkan Sumberdaya Alam untuk kesejahteraan masyarakat adat Papua”
Natalia menjelaskan perlindungan ini berdasarkan penghormatan adat-adat budaya dan kehidupan beragama yang diatur pada Undang-undang 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua yang dibuka oleh Undang-undang Nomor 2 Tahun 2021.
Kehadiran MRP sebagai Lembaga kultural orang asli Papua memiliki tugas dan kewajiban untuk mendukung peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat adat Papua dengan mengeluarkan Hak-hak dasar orang asli Papua yang kehidupannya selama ini terabaikan.
Natalia menyebutkan Tanah Papua memiliki kekayaan alam yang berlimpah, namun terkendala dalam pengelolaan SDM yang belum optimal.
Ketua Pokja Perempuan Majelis Rakyat Papua (MRP), Natalia A. Wona mengunjungi Serui, ibukota kabupaten Kepulauan Yapen untuk menyerap aspirasi warga, Kamis 17 Juli 2025. Foto: Ainun Faathirjal/Kabarpapua.co
“Lewat penjaringan ini, diharapkan mendapatkan masukan dari masyarakat, terkait pengelolaan sumber daya alam, sehingga MRP memiliki data dan informasi langsung dari masyarakat adat,” katanya.
Nantinya, aspirasi ini akan dibawa ke MRP untuk selanjutnya mendapatkan rekomendasi konkrit untuk diteruskan kepada Gubernur Papua melalui regulasi.
Dirinya juga meminta dukungan kepada anggota DPRK yang hadir untuk mendukung pembentukan dan pengukuhan Lembaga Perempuan Adat Yapen agar tetap eksis berjalan dalam menghasilkan kader-kader wanita yang maju, berbudaya, produktif dan kreatif.
Wakil Bupati Kepulauan Yapen Roi Palunga yang diwakili Kakesbangpol Sony Woria menjelaskan MRP adalah Iembaga kultural yang memiliki mandat konstitusional untuk melindungi hak-hak dasar Orang Asli Papua (OAP) dalam kerangka Otonomi Khusus (otsus).
“Penjaringan aspirasi seperti hari ini merupakan ruang yang sangat penting untuk mendengar suara dari masyarakat dan unsur strategis,” katanya.
Roi bilang, kegiatan ini menjadi bentuk nyata dari demokrasi kultural yang menghargai suara rakyat, terutama suara masyarakat adat Papua.
Ia berharap, aspirasi warga dapat terserap dengan baik, termasuk terkait pendidikan, kesehatan, ekonomi, hak atas tanah, lingkungan hidup, hingga perlindungan budaya dan adat istiadat, agar dapat ditampung dan diperjuangkan melalui saluran yang tepat.
“Kami mengapresiasi MRP yang menjadikan Kepulauan Yapen sebagai daerah yang dikunjungi langsung untuk mendengar langsung suara dari rakyat. Ini bukti nyata, MRP hadir bersama rakyat dan mendengarkan suara akar rumput.”
Wabup Yapen meminta masyarakat memanfaatkan momen ini untuk menyampaikan harapan, kritik, dan gagasan yang membangun demi kemajuan bersama.
“Sampaikan aspirasi dengan jujur, terbuka, dan bertanggung jawab, karena suara kita hari ini adalah pondasi bagi masa depan generasi Papua yang lebih adil dan bermartabat,” jelasnya. *** (Ainun Faathirjal)
