KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri membenarkan terjadinya pemerkosaan terhadap 2 wanita saat melintasi di lokasi unjuk rasa di Kabupaten Nabire, Papua Tengah.
Pemerkosaan terjadi di Jalan Poros Wadio Nabire saat aksi massa Front Rakyat Peduli Hak Asasi Manusia Papua (FRPHAMP) menggelar unjuk rasa yang berujung ricuh.
“Kalau tidak mempercayai itu salah, dan memang benar bahwa kejadian sesungguhnya ada. Kita melihat konteks ini, saya minta maaf mau dia perempuan asing, perempuan jawa ada aturan hukum di tanah ini, dan di Indonesia yang harus dipatuhi oleh masyarakat,” kata Fakhiri di Jayapura, Senin 8 April 2024.
Terkait kasus ini, Fakhiri mengaku telah mendapat laporan dari Penjabat Gubernur Papua Tengah, Ribka Haluk. Di mana Ribka Haluk akan turun tangan langsung menyelesaikan persoalan ini.
“Sederhana saja, beliau sampaikan bahwa dirinya (Ribka Haluk) yang akan selesaikan masalah ini. Jadi berarti apa yang dilakukan adalah perbuatan bejat moral yang melakukan kekerasan terhadap wanita. Tidak malu kah laki-laki kalau yang menyelesaikan adalah seorang perempuan Papua,” singgungnya.
Perempuan dan Anak Dilindungi Undang-Undang
Fakhiri meminat semua pihak dapat menghargai harkat dan martabat seorang wanita. Karena ada Undang Undang yang melindungi wanita dan anak-anak jika ada kekerasan.
“Jadi sekali lagi jangan, siapapun dia tolong kita hargai, harkat dan martabatnya kita jaga, ada aturan UU yang harus kita akui. Tidak boleh melakukan kekerasan kepada perempuan dan anak-anak. pemerkosaan ini terjadi, jadi tidak cerita bohong,” tandansya.
Atas peristiwa tersebut, Jenderal Bintang Dua asli Papua ini telah memerintahkan Kapolres Nabire untuk melakukan pencarian dan menangkap pelaku pemerkosaan.
“Saya sudah meminta kepada kapolres cari dan tangkap, tidak bisa mengatasnamakan demo seperti itu. Saya sebagai laki-laki, saya malu karena yang akan menyelesaikan langsung adalah ibu gubernur,” ucapnya.
Fakhiri juga menyinggung soal bantahan tidak adanya perbuatan pemerkosaan terhadap dua wanita di Nabire. Dia bahkan menyebut demo di Nabire adalah setingan dari Kelompok Nasional Papua Barat (KNPB.)
“Mana kalian laki-laki, lakukan bejat baru selesaikan ibu gubernur, baru mau mengatakan tidak ada pemerkosaan dan wanita itu perempuan tidak benar,” cetusnya sembari mengutuk pelaku pemerkosaan. *** (Imelda)