KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura– Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI–PNG Statis Koops Swasembada Yonif 751/VJS bakal membantu pemulangan warga pasca-kerusuhan di Kabupaten Pegunungan Bintang.
Hal ini disampaikan dalam rapat bersama Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang, DPRD, serta sejumlah tokoh masyarakat di Guest House Susteran, Distrik Serambakon, Kamis 31 Juli 2025.
Rapat membahas rencana pemulangan warga yang mengungsi ke hutan sejak kerusakan tiga jembatan yang dilakukan Organisasi Papua Mereka (OPM).
Sebelumnya, pada 22 Juli 2025, Satgas Pamtas RI–PNG Statis Koops Swasembada telah melakukan perbaikan terhadap ketiga jembatan penghubung antara Kampung Serambakon-Distrik Oksop-Oksibil.
Dansatgas Yonif 751/VJS, Letkol Inf Erwan Harliantoro menyampaikan, perbaikan terhadap akses infrastruktur menjadi bukti nyata hadirnya TNI di tengah masyarakat yang tidak hanya menjaga keamanan, tapi juga membantu meningkatkan ekonomi masyarakat.

Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI–PNG Statis Koops Swasembada Yonif 751/VJS bakal membantu pemulangan warga pasca-kerusuhan di Kabupaten Pegunungan Bintang. Foto: Yonif 751/VJS
“ Satgas Pamtas RI-PNG Statis Koops Swasembada Yonif 751/VJS siap membantu pemulangan warga hingga ke kampung,” kata Letkol Inf Erwan Harliantoro.
Satgas Yonif 751/VJS sebelumnya telah menyalurkan bantuan berupa beras dan sembako bagi para pengungsi.”Kami ingin memastikan para pengungsi tetap mendapatkan kebutuhan dasar, khususnya makanan,” imbuhnya.
Satgas Pamtas RI-PNG Statis Koops Swasembada Yonif 751/VJS juga menyatakan kesiapannya untuk mendirikan tenda sementara bagi warga yang belum memiliki tempat tinggal. Satgas juga siap membantu pembangunan rumah, jika bahan bangunan telah disediakan oleh pemerintah.
“Kami siap membantu membangun rumah bagi warga, asalkan bahan bangunan disiapkan oleh pemerintah. Semua ini demi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Letkol Erwan juga membantah adanya isu yang menyebutkan TNI menggunakan gereja sebagai pos TNI.
“Informasi yang beredar tidak benar dan diduga disebarkan untuk membentuk opini negatif terhadap TNI serta membangkitkan simpati terhadap OPM.” jelasnya.

Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI–PNG Statis Koops Swasembada Yonif 751/VJS bakal membantu pemulangan warga pasca-kerusuhan di Kabupaten Pegunungan Bintang. Foto: Yonif 751/VJS
Pihaknya meminta masyarakat tak muda terprovokasi dengan informasi yang belum terverifikasi. “Jika terdapat informasi negatif, segera laporkan agar dapat kami klarifikasi secara langsung,” tegasnya.
Dalam pertemuan tersebut, Dansatgas Yonif 751/VJS menyerahkan sebuah rekaman video kepada anggota DPRD dan tokoh masyarakat yang hadir di ruang rapat. Video itu dijadikan bukti bahwa TNI tidak menjadikan gereja sebagai pos, melainkan hadir untuk mengajak warga bergotong royong membersihkan tempat ibadah tersebut.
Sementara itu, Kepala Distrik Oksop, Alfred Tapyor, mengapresiasi respons cepat dan langkah kongkret yang diambil oleh Satgas Pamtas RI-PNG Statis Koops Swasembada dalam mengatasi persoalan di lapangan. Terutama dalam menyelesaikan persoalan infrastruktur, dimana TNI telah melakukan perbaikan terhadap tiga jembatan penghubung antara Kampung Serambakon, Distrik Oksop, dan Oksibil, yang sebelumnya mengalami kerusakan akibat tindakan OPM.

Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI–PNG Statis Koops Swasembada Yonif 751/VJS bakal membantu pemulangan warga pasca-kerusuhan di Kabupaten Pegunungan Bintang. Foto: Yonif 751/VJS
Ia berharap dukungan terhadap kepulangan para pengungsi dapat menjadi langkah awal dalam proses pemulihan dan pembangunan kembali di Distrik Oksop. Selain itu, upaya ini diharapkan mampu meningkatkan konektivitas serta memperkuat stabilitas sosial dan ekonomi di daerah tersebut, sehingga kehidupan masyarakat dapat kembali normal dan berkembang lebih baik.
“Semoga langkah ini mendorong terciptanya kesejahteraan dan kedamaian di tengah masyarakat,” kata Alfred Tapyor. *** (rilis)




















