KABARPAPUA.CO, Sentani – Penjabat Gubernur Papua, Ridwan Rumasukun meresmikan Unit Pengolahan Hasil (UPH) Tepung Sagu Mabers Phuyaka di Kampung Sereh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu 26 Juni 2024.
Ridwan mengatakan saat ini Pemerintah Provinsi Papua lebih fokus kepada ekonomi hijau dan biru karena membuat lingkungan lebih sehat. Oleh karena itu gerakan ekonomi patut untuk mendukung bersama-sama.
Menurutnya, UPH Tepung Sagu Mabers Phuyaka merupakan investasi yang sangat luar biasa karena itu pemerintah akan hadir untuk membantu. “Saya sudah sampaikan ke pak sekda agar bisa membantu usaha ini juga di Genyem dan Keerom dan kita mulai hari ini,” katanya dalam sambutan.
Ia menilai usaha seperti UPH Tepung Sagu tidak bisa langsung mendapatkan hasil. Namun, ia meyakini dengan semangat dan ketekunan akan ada hasilnya yang bisa dirasakan.
“Kalau ekonomi kita baik, maka kesehatan meningkat, pendidikan juga akan baik. Karena kita bisa biayai pendidikan buat anak-anak kita, dimana saja karena ada uang,” ungkapnya.
Ridwan menyebut masyarakat tidak butuh minta makan ke pemerintah, karena bisa bertahan hidup kekayaan alam. Meski demikian, pemerintah wajib memberikan penguatan kepada masyarakat.
“Atas nama pemerintah dan seluruh masyarakat Papua ini adalah apresiasi yang tinggi dan kita jadikan contoh,” kata Ridwan.
Pengelola UPH Tepung Sagu Mabers Phuyaka, Lenny Suebu, menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Papua dan Majelis Rakyat Papua (MRP) serta Bank Indonesia yang telah mendukung usaha mereka.
Ia berharap usaha pengelolaan sagu yang mempekerjakan 7 orang bisa terus bertumbuh dan berkembang. Kemajuan pengelolaan sagu juga bisa memberikan dampak ekonomi untuk kehidupan sehari-hari.
“Terima kasih buat bapa gubernur, Bank Indonesia dan Ibu Febiola Iriani Ohei yang sudah banyak membantu kami. Kiranya Tuhan yang akan membalas kebaikan mereka,” ucap Lenny Suebu.
Sementara itu, Anggota MRP Pokja Perempuan, Febiola Iriani Ohei yang juga pendamping UPH Tepung Sagu Mabers Phuyaka menargetkan tepung sagu menembus pasar ekspor. Pengolahan tepung sagu juga telah mendapat izin dari Balai POM dan mendapat label halal.
“Target kita memang harus bisa ekspor, karena kita utamanya adalah pemberdayaan dari kampung. Jadi itu yang kita harapkan untuk bisa melakukan perubahan mulai dari Kampung,” katanya.
Febiola bersyukur adanya dukungan dari ondofolo dan kepala suku yang ikut bersinergi dengan pemerintah daerah dan stakeholder untuk mengangkat perekonomian masyarakat di kampung.
“Bank Indonesia juga siap membantu untuk kita bisa menggerakkan semua stakeholder yang terkait untuk pemberdayaan usaha ini. Karena kita tidak hanya bicara satu, tapi lagi berusaha pemberdayaan semua kampung. Jadi bersinergi untuk kebaikan semuanya,” ujar Febiola. *** (Alan Youwe)