KABARPAPUA.CO, Jayapura – Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Papua mengapresiasi pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura yang berhasil dalam penurunan angka stunting dalam waktu dua tahun terakhir.
Menurut Kepala BKKBN Perwakilan Papua, Nerius Auparay dalam sambutannya mengatakan, penurunan stunting di Kabupaten Jayapura, karena pada tahun 2021 ke 2022 turun 9,3 persen jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Papua, ada yang hanya 1-2 persen saja
“Program yang telah dilaksanakan Pemkab Jayapura dalam rangka penurunan stunting benar-benar dijalankan dengan upaya memberikan kontribusi positif terhadap penurunan stunting di Kabupaten Jayapura,” jelas Nerius, Kamis, 13 Juli 2023.
Nerius juga mengatakan, ada dua kabupaten di Papua yang angka stuntingnya masih tinggi, yakni Kabupaten Supiori dan Kabupaten Mamberamo Raya. “Prevalensi stunting di Papua masih tinggi di angka 34,6 persen. Dengan adanya komitmen dari semua kepala daerah yang ada di Provinsi Papua, bisa menurunkan angka stunting sesuai target 14 persen pada tahun 2024,” paparnya.
Penjabat (Pj) Bupati Kabupaten Jayapura, Triwarno Purnomo mengatakan, dalam menangani stunting perlu melibat semua stakeholder termasuk juga sarana pendukung dalam menjangkau pelayanan.
“Dari Februari, kami sudah melakukan pengukuran secara bersamaan dalam pelayanan kesehatan sampai tingkat kampung. Kami harap pengukuran ini bisa mendapatkan data valid. Sehingga mengurangi data prevalensi sesuai dengan target nasional, yaitu 14 persen,” ungkap Triwarno.
Tak hanya itu, kata Triwarno, pihaknya telah melakukan upaya pemberian vitamin tambah darah pada remaja putri di tingkat SMP dan SMA, pelayanan Posyandu, dari rumah sakit yang terutama melakukan sosialisasi dan penguatan komunikasi dalam rangka bersama menurunkan stunting.
Triwarno juga mengingatkan dan mengajak sama-sama bertanggungjawab dalam penanganan stunting,mulai dinas di kabupaten, distrik dan kampung, harus tepat sasaran dalam penggunaan anggaran.
“Porsi untuk penanganan, pencegahan dan penyembuhan, semua sudah punya anggaran masing-masing, sehingga tidak boleh diganggu, sebab anak lebih penting dari operasional lainnya,” jelas Triwarno. ***