KABARPAPUA.CO, Kaimana – Hingga saat ini Tim SAR Kaimana masih melakukan pencarian terhadap dua orang nelayan yang hilang di perairan Kaimana, Kampung Lakahia, Distrik Teluk Etna, Kabupaten Kaimana, Papua Barat.
Kepala Pos SAR Kaimana, Silas Wopari pada KabarPapua.co menyebut, kedua nelayan itu bernama Ali Akbar (30) dan Sandi Basna (17). Mereka menggunakan perahu Viber dengan mesin 40 PK.
Dari laporan keluarga, keduanya melakukan perjalanan untuk mencari ikan di rumpon yang berada di perairan depan Kampung Lakahia, Distrik Teluk Etna, pada Kamis, 17 April 2025.
“Setelah beberapa hari disana, pada Selasa, 22 April 2025, kurang lebih pukul 07.00 WIT pagi, keduanya melakukan perjalanan pulang dari lokasi rumpon menuju ke Kota Kaimana, namun hingga hari ini belum juga tiba,” jelas Silas lewat WhatsApp, Jumat, 25 April 2025.
Belum sampainya kedua nelayan itu di Kota Kaimana, kata Silas, baru diketahui setelah perahu nelayan lain yang juga bersama-sama mereka di lokasi rumpon tiba di Kota Kaimana pada Rabu, 23 April 2025 kemarin.
“Mereka adalah anggota keluarga dari dua nelayan yang hilang ini. Saat itu mereka sama-sama pancing di rumpon tersebut. Namun dua nelayan ini lebih dulu pulang di hari Selasa, sementara mereka masih bertahan dan baru menyusul pulang di hari Rabu,” jelasnya.
Pada hari Rabu dan Kamis, kata Silas, pihak keluarga sudah melakukan pencarian, namun karena belum membuahkan hasil, maka dilaporkan ke Kantor Pos SAR Kaimana.
“Setelah menerima laporan, kami yang juga libatkan TNI/Polri dan keluarga korban langsung menuju ke lokasi kejadian. Tim gabungan ini akan ada di sana kurang lebih dua atau tiga hari sesuai kondisi lapangan dan persediaan logistik, serta BBM,” jelas Silas.
Orang nomor satu di Pos SAR Kaimana ini juga mengimbau kepada masyarakat pengguna jasa transportasi laut, baik yang melakukan perjalanan ke kota maupun ke kampung, dan yang melakukan penangkapan ikan, untuk lebih berhati-hati dalam beraktivitas.
“Sebelum melakukan perjalanan, masyarakat harus memperhatikan faktor cuaca, ketersediaan BBM, serta kondisi perahu dan kapasitas muatan. Sehingga tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan,” tutupnya. ***(Yosias Wambrauw)