KABARPAPUA.CO, Serui – Penjabat Bupati Kepulauan Yapen,Welliam Manderi mengajak masyarakat untuk menghidupkan kembali roh Tari Yosim Pancar atau Yospan Tempo Dulu sebagai edukasi bagi anak muda.
Ajakan ini disampaikan Manderi pada malam hiburan rakyat dalam menyambut hari jadi ke-55 Kabupaten Kepulauan Yapen, Senin 4 Maret 2024. Panggung hiburan rakyat berlangsung semarak di Lapangan Alun Alun Serui.
Ketua TP PKK Yustina Lewerissa Manderi turut hadir bersama Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Herzoni Saragih dan Kepala DPMK Jan Lermatan. Tak hanya itu, Plt Kepala BNPB Kepulauan Yapen Juan Muai tidak ketinggalan.
Pantauan KabarPapua.co, malam hiburan rakyat menampilkan tarian dari Grup Sanggar Ayari dari Kampung Cina Tua. Selain itu ada penampilan Yospan dan bernyanyi dari Grup Kambarda dari Kampung Baru Dalam Gajah Mada Bawah, Gajah Mada Atas, Bukit Toraja, Famboaman.
Selanjutnya Grup Tunuge dari Kampung Turu, Grup Kuraen dari Kampung Mariadei serta live Musik dari D’Votion Band. Masyarakat Yapen antusias menyaksikan malam hiburan tersebut.
Pj Bupati Yapen, Welliam Manderi menyampaikan, malam ini merupakan malam hiburan pertama menuju puncak di hari Rabu mendatang. Pemerintah telah menggelar beragam lomba menyambut hari jadi ke-55 tahun.
Usia 55 Tahun Kepulauan Yapen Jadi Kebanggaan Bersama
Selain lomba cerdas cermat, kata Manderi, juga ada lomba yelyel, lomba cipta menu hingga pasar murah. Menurutnya, 55 tahun Kepulauan Yapen menjadi kebanggaan bagi pemerintah daerah.
“Ini merupakan suatu kebanggaan bagi kita, senang dan bersukacita, karena Yapen telah berulang tahun yang ke-55 tahun. Umur yang telah dewasa, kita terus berbenah diri untuk memajukan Kabupaten Kepulauan Yapen lebih hebat lagi ke depan,” harapnya.
Sekretaris Panitia HUT ke-55 Kepulauan Yapen, Dolfinus Ayomi menambahkan, Tari Yospan Tempo Dulu sebagai langkah melestarikan budaya orang Papua yang hampir punah karena mengalami berbagai modifikasi mobil dari musik terbaru.
Ciri khas tersendiri dalam Tari Tempo Dulu yakni peserta yang berhasil merobohkan panggung sebagai tanda keberhasilan dan kepuasan menyukseskan tarian.
“Tari Tempo Doeloe (dulu) ini biasa ditarikan oleh orang tua dalam memeriahkan pesta adat di kampung dengan ciri khas tidak menggunakan alat musik. Para peserta yang bernyanyi sambil menari,” ucapnya. *** (Ainun Faathirjal)