KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Ketua Umum Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Pusat, Tri Tito Karnavian menyoroti prevalensi stunting di Kota Jayapura.
Menurut Tri, prevalensi stunting Kota Jayapura masih tinggi yang berada di atas 20 persen hingga pertengahan tahun 2024. Untuk itu, perlunya perbaikan dalam pola asung untuk menurunkan stunting.
“Kalau saya lihat angka prevalensi stunting di Kota Jayapura hingga pertengahan tahun 2024 masih di atas 20 persen. Padahal target nasional 14 persen,” ujar Tri saat memberikan bantuan sembako kepada 500 keluarga di Kampung Skouw Mabo, Distrik Muara Tami, Kamis 25 Juli 2024.
Tri bilang, masyarakat Papua mempunyai ikan yang luar biasa dan menjadi bahan makanan untuk anak-anak. Namun, anak-anak di Papua masih mengalami stunting. “Kenapa sampai anak-anak terjadi stunting, sehingga kita harus tanya pola asuh, ya bagaimana dari seorang ibu,” ucapnya.
Ia memandang pentingnya edukasi bagi seorang perempuan soal menjadi ibu yang baik dalam mengasuh anak. Edukasi diberikan bukan hanya pada saat mereka setelah menikah tapi sejak mereka masih di sekolah.
“Kami akan berkolaborasi bersama puskesmas dan posyandu dalam pemberian makanan tambahan (PMT). Program PMT di posyandu saat ini tidak hanya diberikan sekali dalam satu bulan, namun secara kontinyu selama 90 hari,” katanya.
Kader PKK Giat Programkan Kegiatan

Ketua Umum TP PKK Pusat, Tri Tito Karnavian mengunjungi stand mama Papua di Skouw Mabo, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Kamis 25 Juli 2024. (KabarPapua.co/Natalya Yoku)
Ia mengimbau kepada seluruh kader PKK di Kota Jayapura untuk lebih giat memprogramkan kegiatannya secara terpadu dan berkesinambungan bersama pemerintah setempat.
“Kami PKK tidak mempunyai pos anggaran sendiri yang bisa membangun infrastruktur ataupun aneka fasilitas untuk masyarakat. Kita hanya bekerja mendorong menggerakkan agar setiap program pemerintah bisa berjalan dan dirasakan di masyarakat,” ungkapnya.
Tri juga menekankan pentingnya memberikan makanan dengan gizi cukup bagi anak sejak masa kelahiran sampai dengan 1.000 hari pertama kelahiran. “Kalau tidak mendapatkan gizi yang cukup, anak tersebut berpotensi stunting. Jadi perlu ada perencanaan bagi para orang tua sebelum memiliki anak,” ujarnya.
Ia berpesan bahwa anak adalah titipan Tuhan yang perlu dipersiapkan menjadi generasi yang baik, sehingga bisa dibanggakan oleh negara. Apalagi anak adalah generasi penerus yang akan melanjutkan pembangunan.
“ Makanya, kita harus siapkan betul-betul, karena ada biaya yang dibutuhkan, sehingga harus ada perencanaan yang matang. Hal ini supaya anak tumbuh sehat dan punya skill untuk bersaing,” pungkasnya. *** (Natalya Yoku)