KABARPAPUA.CO, Asmat – Asmat merupakan salah satu wilayah Provinsi Papua Selatan yang dikenal dengan sebutan Negeri Seribu Sungai. Sebutan ini dikenal khalayak umum, karena 80 persen wilayah Asmat dialiri sungai yang lebar dan dalam.
Banyak buaya yang masih menghuni sungai-sungai di wilayah Asmat ini. Secara geografis Kabupaten Asmat berdiri di atas tanah rawa. Kondisi ini tentu menghambat pembangunan daerah serta pelayanan masyarakat.
Masyarakat pun mengandalkan lampu pelita atau penerangan dari lilin untuk aktivitas pada malam hari. Kondisi Asmat menjadi perhatian serius PT PLN dengan menghadirkan listrik desa dengan mendulang energi surya.
Program ini bekerjasama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Program PLN telah menerangi belantara Asmat hingga dirasakan oleh masyarakat setempat. Bidan Maria adalah salah satunya.
PLN Nyalakan Pelita Kehidupan Masyarakat
Maria merupakan seorang bidan dari Puskesmas Fayit yang ditugaskan di Puskesmas Pembantu atau Pustu Kampung Isar, Distrik Fayit, Asmat, Papua Selatan.
Semenjak listrik desa tenaga surya masuk, Maria tidak lagi menggunakan lampu pelita atau lilin dalam tugas. Misalnya saat melakukan persalinan ibu melahirkan pada malam hari.
Ia pun bersyukur kepada pemerintah, karena tiga kampung di wilayah tugasnya telah diterangi lampu tenaga surya. “Terima kasih, karena saya tidak lagi melakukan persalinan di bawah lampu pelita, tetapi kini sudah ada lampu listrik,” tutur Maria.
Masuknya listrik desa di belantara Kabupaten Asmat telah membawa asa bagi masyarakat pedalaman. Sebab, listrik desa telah menyalakan semangat dan harapan baru bagi kelangsungan hidup masyarakat.
Apalagi Kampung Isar, Distrik Fayit, bukan satu-satunya kampung yang diterangi oleh Pembangikit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Secara keseluruhan sebanyak 62 kampung di 20 distrik telah diterangi oleh PLTS .
Berdasarkan catatan Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan pertanahan Asmat. 62 kampung yang diterangi oleh listrik desa, yakni Kampung Pirien, Isar Ocenep, Distrik Fayit, Kampung Burbis, Distrik Suator.
Kampung Ayam, Cumnew, Bayiw Pinam dan Jewes, Distrik Akat, Kampung Warse dan Birak, Distrik Atsj. Lalu, kampung Amaru, Amkum Yankap, Distrik Der Koumur. Kampung Binam Sain Kolf, Pepera, Woutu Braza dan Patipi, Distrik Koliv Braza.
Kampung Yeni dan Yamas Yaun, Distrik Joerat. Lalu, Kampung Fumeripits, Kapi, Nakai, As Atat, Yakapis, Weo, Eroko dan Esmapan, Distrik Pulau Tiga. Kampung Sona, Er, Sawa, Sauti, Agani, Bu dan Mumugu, Distrik Sawa Erma.
Kampung Warer, Jipawer, Birif Paar dan Kamor, Distrik Unir Sirau. Kemudian, Kampung Munu, Abamu, Tii, Koba, Jifak dan Yensuku, Distrik Tomor Birif. Berikutnya, Kampung Hulam dan See, Distrik Suru-Suru. Kampung Beco dan Yuni, Distrik Sor Ep.
Kampung Atambuts dan Youw Distrik Betsbamu. Kemudian, Kampung Saman, Aworket, Primapun dan Semendoro, Distrik Safan. Kampung Hahare Distrik Kopay. Terakhir, Kampung Yousakor, Sakor dan Uwus, Distrik Siret.
Komitmen Pemerintah Terangi Seluruh Kampung
Hadirnya listrik desa menerangi belantara Asmat mendapat sambutan hangat dari pemerintah daerah. Pejabat Sementara Bupati Asmat, Wiliem da Costa, meminta masyarakat penerima manfaat listrik desa agar menjaga keamanan di kampung masing-masing.
“Tidak boleh melakukan perusakan terhadap peralatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya. (Masyarakat) harus saling membantu petugas PLTS,” pinta Wiliem.
Willem memastikan bahwa pemerintah daerah akan berusaha untuk menerangi seluruh kampung yang ada di Kabupaten Asmat. Adapun jumlah kampung secara keseluruhan sebanyak 224 kampung yang tersebar di 25 distrik. ***(Abdel Syah)