Menu

Mode Gelap
Antisipasi 1 Desember, TNI Polri Patroli 2×24 jam di Kota Jayapura Pesan Sejuk Polri di Deklarasi Pemilu Ceria Tanah Papua Gedung Perpustakaan SMPN 5 Sentani Terbakar Hibah Pilkada Jayapura Cair 10 Persen, Deposit Kas Daerah Rp23 Miliar Disorot 1 Desember di Jayapura: Polisi Amankan Ratusan Botol Miras Ilegal, Penjual Ngacir

KABAR ASMAT · 31 Oct 2024 20:09 WIT

Jejak Energi Dapur Minyak Tanah ke Elpiji di Asmat


					Beli elpiji dapat kompor gas. Ini yang sedang ditawarkan ke masyarakat Kabupaten Asmat (KabarPapua.co/Abdel Syah) Perbesar

Beli elpiji dapat kompor gas. Ini yang sedang ditawarkan ke masyarakat Kabupaten Asmat (KabarPapua.co/Abdel Syah)

KABARPAPUA.COAsmat – Masyarakat di Asmat, Papua Selatan perlahan mulai meninggalkan minyak tanah. Warga di daerah berjuluk kota seribu papan saat ini cenderung menggunakan gas elpiji atau LPG.

Bahan bakar elpiji memang tergolong baru bagi kalangan masyarakat Asmat. Kendati demikian, mereka telah merasakan manfaatnya dibandingkan menggunakan minyak tanah.

Transisi energi hijau mulai mendapat tempat di hati masyarakat Asmat. Apalagi, gas elpiji baru masuk ke wilayah Kabupaten Asmat sekitar 3 tahun lalu, tepatnya pada 2022.

Peralihan penggunaan energi fosil ke energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan, makin menapak. Beralihnya masyarakat Asmat dari minyak tanah ke elpiji bukan tanpa alasan.

Masyarakat Asmat sering kesulitan mendapatkan minyak tanah yang menjadi sumber energi utama di dapur rumah. Kondisi dipicu karena geografi wilayah Asmat yang sangat berat untuk transportasi barang.

Kapal pengangkut minyak tanah harus melakoni perjalanan bermil-mil dari Kabupaten Merauke, ibu kota Provinsi Papua Selatan. Belum lagi gelombang pasang laut yang kadang mencapai 3 hingga 4 meter .

Kondisi ini kerap menyebabkan stok minyak tanah mengalami kelangkaan di Asmat. Akibatnya, masyarakat mulai perlahan meninggalkan minyak tanah dan memilih beralih ke elpiji.

Seperti yang dilakukan Julens sejak 3 tahun lalu. Menurut dia, elpiji sangat irit dibandingkan menggunakan minyak tanah. “Ini (elpiji) sangat irit, bisa sampai satu bulan pemakaian. Jadi kalau tidak ada minyak tanah sekalipun, gas elpiji masih tetap menyala,” katanya.

Elpiji Tinggi Peminat Meski Non Subsidi

Penanggung Jawab Penyalur Gas Elpiji wilayah Asmat PT Fajar Teknik, Maslan, menyebut elpiji bagi masyarakat Asmat merupakan hal yang baru. Meski demikian, peminatnya sudah banyak.

Dalam sebulan, permintaan elpiji mencapai 200 hingga 300 tabung. Permintaan elpiji di Asmat juga bervariasi mulai dari tabung ukuran 5,5 kilogram hingga 12 kilogram. “Perlahan masyarakat disini mulai beralih ke gas elpiji dan peminatnya sudah banyak,” ujarnya.

Elpiji yang ditawarkan ke masyarakat Asmat bukan harga subsidi, melainkan harga industri. Untuk isi ulang elpiji 12 kilogram berkisar Rp 442 ribu.  Lalu, untuk ukuran elpiji 5,5 kilogram Rp 227 ribu. “Ini harga untuk ke penyalur,” ungkapnya.

Maslan mengakui harga elpiji di Asmat tergolong mahal, tapi bukan tanpa alasan. Harga itu dibekali dengan kompor gas yang merupakan bonus dari program PT Pertamina.

“Ada program pertamina, dimana setiap pembelian tabung gas elpiji langsung diberikan kompor gratis. Mudah-mudahan dengan cara ini masyarakat Asmat perlahan tinggalkan minyak tanah,” harapnya. *** (Abdel Syah)

Artikel ini telah dibaca 54 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

AKBP Wahyu Jabat Kapolres Asmat, Penggunaan Senpi Jadi Perhatian

17 January 2025 - 15:49 WIT

58 Hari Mengabdi, Pjs Bupati Asmat Serahkan Amanah Kepimpinan 

25 November 2024 - 20:01 WIT

Menjaga Asa Warga Pedalaman Kala Energi Surya Terangi Belantara Asmat

30 October 2024 - 16:00 WIT

25 Anggota DPRD Asmat Resmi Dilantik, Pjs Bupati Willem Ajak Bersinergi

22 October 2024 - 20:29 WIT

Pimpin Apel Terakhir, Elisa Kambu Minta ASN Asmat Tetap Jaga Kebersamaan

19 September 2024 - 22:57 WIT

Serahkan DPPA Perubahan ke OPD, Wabup Asmat Ingatkan Jauhi KKN

18 September 2024 - 22:19 WIT

Trending di KABAR ASMAT