KABARPAPUA.CO. Ilaga-Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) membakar sejumlah fasilitas di Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, termasuk dua unit rumah Bupati Puncak Elvis Tabuni yang sudah lama tidak ditempati, serta Kantor Distrik Omukia, pada Minggu 6 Juli 2025.
Kaops Damai Cartenz, Brigjen. Pol. Faizal Ramadhani, didampingi Wakaops Damai Cartenz Kombes. Pol. Adarma Sinaga menyampaikan KKB mengklaim rumah bupati dan Kantor Distrik menjadi pos militer.
“Ini tak benar dan merupakan propaganda yang sengaja disebarkan untuk mempengaruhi opini publik,” katanya.
Faizal bilang, KKB berupaya membangun narasi seolah-olah pemerintah memanfaatkan fasilitas sipil untuk kepentingan militer. “Narasi ini digunakan KKB untuk membenarkan aksi kekerasannya dan mempengaruhi dan menghasut warga. Padahal ini tak benar,” jelasnya.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz, Kombes. Pol. Yusuf Sutejo menjelaskan Sebby Sambom yang mengakui dirinya sebagai juru bicara TPNPB OPM telah menyebarkan pernyataan yang menuding penempatan pasukan militer di rumah Bupati Puncak dan Kantor Distrik Omukia telah menimbulkan ketakutan kepada warga dari kampung halaman mereka.

Pembakaran sejumlah fasilitas pemerintah di Distrik Omukia Kabupaten Puncak. Foto: Satgas Damai Cartenz
“Padahal, sebelum narasi dari Sebby Sambom muncul, akun-akun simpatisan KKB sempat memframing bahwa pembakaran bangunan di Ilaga justru dilakukan oleh aparat TNI-Polri. Ini menunjukkan adanya pola propaganda terstruktur untuk menggiring opini publik yang mereka buat,” jelas Kombes Pol. Yusuf.
Selain rumah dinas Bupati Puncak yang sudah lama tidak ditempati dan Kantor Distrik, Satgas Ops Damai Cartenz juga mencatat bahwa KKB melakukan pembakaran empat bangunan lain, yakni:
- satu unit gereja di Kampung Pinapa, Distrik Omukia.
- Rumah dinas Pemda di Kampung Pinapa.
- Puskesmas di Kampung Pinapa.
- Satu unit bangunan sekolah dan kantor kampung di Kampung Pinggil, Distrik Omukia.
Narasi pembakaran yang diklaim sebagai perlawanan terhadap “militerisasi” fasilitas sipil disebut kerap menjadi strategi KKB untuk menarik simpati internasional serta membangun dukungan masyarakat lokal.
“Sudah menjadi kebiasaan KKB, apabila pihak mereka melakukan kejahatan pembunuhan terhadap warga sipil, mereka selalu menyebut korbannya adalah aparat militer Indonesia yang menjadi mata-mata, namun faktanya yang mereka lakukan adalah membunuh warga sipil yang tidak bersalah,” tutup Yusuf Sutejo.
Dalam insiden tersebut tidak ada korban jiwa, Satgas Ops Damai Cartenz akan terus berkomitmen menjaga stabilitas keamanan di wilayah Papua untuk menciptakan Papua yang aman dan damai dari kelompok kriminal bersenjata. *** (Rilis/Imelda)




















