KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Bripda Lince Hubi tak bisa menyembunyikan raut wajah bahagianya saat bertatap muka dengan Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakhiri.
Meski hanya secara virtual melalui panggilan video, momen ini merupakan pertemuan pertama setelah Lince Hubi. Sebab perhatian Mathius Fakhiri telah mengubah masa depan hidupnya.
Perempuan yang berasal dari panti asuhan Putri Kerahiman Sentani, Kabupaten Jayapura ini, lolos mengikuti pendidikan polisi wanita atau Polwan dari Polda Papua pada 2021 silam.
Kapolda Papua, Irjen Mathius Fakhiri bercerita, Bripda Lince Hubi adalah salah satu anak Papua yang bisa menginsipirasi anak-anak Papua yang lain.
“Ia (Lince) walaupun tidak punya orang tua, tapi bisa membanggakan dirinya sendiri, keluarga, termasuk saudara-saudaranya sendiri yang selama ini hidup bersama mereka di panti,” ucap Fakhiri.
Fakhiri mengaku telah memerintahkan setiap jajaran Polres agar memfungsikan Polsek-Polsek yang ada panti asuhan di wilayahnya. Langkah kecil ini semata untuk membantu masyarakat yang membutuhkan sentuhan kepolisian.
“Kalau kita bisa bantu anak anak panti, nanti kan mereka yang pernah hidup di panti, nanti bisa membantu panti tersebut supaya menambah kesejahteraan di panti seperti Lince ini,” kujarnya.
Dorongan Mathius Fakhiri Kobarkan Semangat Lince
Kisah Bripda Lince membuktikan kerja keras dan kegigihan membuahkan hasil yang tidak mengecewakan. Tentu saja semangat pantang menyerah dalam menggapai impiannya terus mendapat dorongan dari Mathius Fakhiri.
Lince yang kini bertugas di Polres Supiori awalnya bercita-cita ingin menjadi seorang suster biara. Ia bahkan belum terpikir untuk menjadi seorang Polwan dalam perjalanan hidupnya.
“Namun saya lihat, teman-teman saya banyak yang daftar polisi, akhirnya saya juga tergerak untuk mencoba,” akunya sembari mengenang perjuangan menggapai masa depannya.
Siapa sangka pertemuan bersama Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri bersama Suster Kepala Panti Asuhan Putri Kerahiman, Yasinta Eva Ngoret (Sr. Alexia DSY) pada 2021 mengubah nasib Lince.
“Saat itu bapak Kapolda, suruh mama suster (suster kepala) untuk mengirim nama lengkap dan nomor pendaftaran,” ucap Lince bercerita awal mula kunjungan Mathius Fakhiri di panti asuhan.
Bahkan suster kepala menyuruh Lince untuk bertemu langsung dengan Kapolda Fakhiri. Di mana kala itu, Lince memang kebetulang tengah mengikuti tes calon Polwan.
“Saat itu saya berbicara kepada bapak, ini ada anak Papua yang sedang ikut tes Polwan. Saya ingin memberikan hadiah yaitu salah satu anak panti bisa jadi Polwan. Mendengar itu, bapa Kapolda langsung merespons dan akhirnya Tuhan jawab doa kami, yang dikirimkan melalui bapa Kapolda,” ungkapnya.
Setelah mengikuti semua tahapan tes, tiba waktu pengumuman hasil seleksi di Polda Papua. Lince sendiri sempat ragu dan tidak yakin bakal lulus seleksi.
“Itu kita dengar hasil tunggu sampe jam 4 subuh. Saya sampai tidur di bawah kolong mobil beralaskan koran. Entah apa jadinya kalau mobil tiba jalan, saya pasti sudah diinjak,” kata Lince.
Saat mendengar lulus, Lince hanya menangis dan langsung berlari pulang hingga tiba di asrama panti mencium kaki mama suster. Lince tidak lupa mengucapkan terima kasih dengan derai air mata membasahi pipi.
“Saya sangat berterimakasih kepada bapak Kapolda yang sudah membantu saya. Menyemangati saya sampai akhirnya saya bisa lulus dan meraih impian saya saat ini, makasih bapak,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Mathius Fakhiri Sosok Bapak bagi Anak Panti Asuhan
Usia mengikuti pendidikan diluar Papua, Lince kembali dan mulai berdinas. Sebagai rasa syukur, Lince menarik gaji pertama sebagai Polwan dan memberikan kepada suster serta saudara-saudaranya di panti asuhan.
“Saat Lince kembali dari pendidikan, saya menangis terharu menjemputnya. Karena dia pergi dengan pakaian biasa, tapi dia pulang dengan pakaian seragam Polwan,” kata Suster Alexia bangga.
Suster Alexia juga melihat Lince sangat berwibawa dan berbeda dengan sosok dikenal di panti asuhan. “Auranya berubah cara bicaranya, tata kramanya sopan santun, semua sangat berbeda,” katanya.
Ia berpesan kepada Lince menjalankan tugas negara dengan baik, serta bekerja dengan diimbangi doa. Pesan ini agar jalan Lince mentap masa depan selalu dalam terang Tuhan.
Suster Alexia pun tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada Kapolda Irjen Mathius Fakhiri yang sudah sangat peduli dengan nasib anak-anak panti asuhan di Papua.
“Kebaikan Kapolda sangat luar biasa. Beliau betul-betul merakyat, terutama dengan kami di panti. Bapak Kapolda sudah dianggap seperti bapak sendiri oleh anak anak panti. Bapak Kapolda datang saja mereka sangat senang dan menyambut dengan sukacita,” ucapnya.
Saat ini sudah ada 83 anak-anak yang tinggal di Panti Panti Asuhan Putri Kerahiman Sentani. Mereka berasal dari daerah-daerah konflik, seperti Dogiyai, Intan Jaya, Jayawijaya, Yahukimo, Pegunungan Bintang dan Keerom. *** (Imelda)