Menu

Mode Gelap
Antisipasi 1 Desember, TNI Polri Patroli 2×24 jam di Kota Jayapura Pesan Sejuk Polri di Deklarasi Pemilu Ceria Tanah Papua Gedung Perpustakaan SMPN 5 Sentani Terbakar Hibah Pilkada Jayapura Cair 10 Persen, Deposit Kas Daerah Rp23 Miliar Disorot 1 Desember di Jayapura: Polisi Amankan Ratusan Botol Miras Ilegal, Penjual Ngacir

KABAR PAPUA · 22 Oct 2024 20:06 WIT

Kasus Malaria di Kota Jayapura Tembus 31 Ribu, Muara Tami Penyumbang Terbanyak


					Pembukaan Rakor dan Evaluasi Penanganan Kasus Malaria di Kota Jayapura. (KabarPapua.co/Natalya Yoku) Perbesar

Pembukaan Rakor dan Evaluasi Penanganan Kasus Malaria di Kota Jayapura. (KabarPapua.co/Natalya Yoku)

KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Dinas Kesehatan Kota Jayapura mencatat kasus malaria per September 2024 di wilayah mencapai 31 ribu. Kelurahan Koya Barat (kobar), Distrik Muara Tami menjadi penyumbang kasus terbanyak.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari pada rakor dan evaluasi pelaksanaan deteksi dini, preventif dan respon penyakit (Malaria), Selasa 22 Oktober 2024.

“Kota Jayapura merupakan salah satu kota di Indonesia yang kasus malaria-nya masih tinggi. Ini karena Kota Jayapura masih ada spot-spot yang masih tinggi kasus malaria, seperti Distrik Muara Tami,” katanya

Sri Antari menyebut Muara Tami adalah daerah yang hampir sebagian besar dikelilingi hutan dan rawa. Berbeda dengan daerah Tahima Soroma (Kayou Pulo) yang berada di kepulauan.

Berdasarkan proporsi jumlah kasus positif malaria, Kelurahan Koya Barat menjadi penyumbang terbanyak kasus positif dengan jumlah 3.490. Sementara Kampung Tahima Soroma menjadi penyumbang paling sedikit dengan jumlah 10 kasus.

“Kita akan menuju ke eliminasi malaria tahun 2030. Kami akan melakukan gebrakan dengan deteksi dini melalui kader yang dimiliki sebanyak 245 kader yang aktif,” tuturnya.

Pencegahan Kasus Malaria di Muara Tami

Rakor dan Evaluasi Penanganan Kasus Malaria di Kota Jayapura. (KabarPapua.co/Natalya Yoku)

Selama ini, pihaknya telah melakukan pencegahan di Distrik Muara Tami lewat fogging, penyemprotan, serta pengisian ikan pemakan jentik di rawa-rawa.

“Kalau kolamnya kecil-kecilan pasti kami timbun, kemudian orang yang sakit itu kami obati. Nah, ini kalau kita lakukan secara serentak pasti angka kasusnya ini bisa turun,” katanya.

Berdasarkan data tahun 2023, terdapat 35 ribu kasus malaria, sedangkan tahun 2024 mencapai 31 ribu kasus.  Data tersebut masih cenderung naik turun, karena belum menyentuh akhir tahun.

“Datanya masih naik turun, seperti gergaji. Kalau di bulan September saja 31 ribu kalau tambah tiga bulan kedepan kemungkinan masih di angka yang sama juga,”ujarnya.

Ia berharap semua instansi dan klinik yang menangani dapat melaporkan setiap kasus malaria “Hingga saat ini masih ada dua klinik yang masih kita kejar tiap bulannya untuk melapor,” katanya.

Tekan Kasus Malaria Lewat TOKEN

Ketua Panitia Rakor yang juga Kasi P2PM, Yusnita Pabeno,  menyebut Kemenkes RI terus berupaya menekan kasus malaria lewat program TOKEN.

“Ini merupakan program upaya percepatan secara bertahap yakni menurunkan kasus secepatnya melalui program strategi Temukan, Obati, KENdalikan Vektor Malaria (TOKEN),” ujarnya.

Ia berharap melalui program TOKEN dapat memberikan dampak signifikan untuk penurunan kasus malaria di kota Jayapura secara khusus dan di Papua secara umum. *** (Natalya Yoku)

Artikel ini telah dibaca 77 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Inilah Penyebab Target PAD Kota Jayapura 2025 Naik Jadi Rp290 Miliar

16 January 2025 - 21:06 WIT

Agenda Perdana Herlin Monim Usai Dilantik Jadi Pimpinan DPR Papua

8 January 2025 - 23:57 WIT

4 Pimpinan DPR Papua Resmi Dilantik, Denny Bonay Sah Jabat Ketua

7 January 2025 - 22:47 WIT

Pimpinan DPR Papua 2024-2029 Dilantik Besok, Ini Daftarnya

6 January 2025 - 18:56 WIT

Serapan APBD Capai 83 Persen, Pemprov Papua Kebut Pekerjaan Fisik

27 December 2024 - 23:33 WIT

Pemprov Papua Rayakan HUT ke-75 dengan Semangat Persatuan

27 December 2024 - 23:21 WIT

Trending di KABAR PAPUA