KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Kepolisian Daerah Papua mendengungkan pemilihan kepala daerah (Pilkada) aman dan damai lewat mimbar keagamaan. Salah satunya dengan menggelar doa bersama lintas agama di Tanah Papua.
Doa bersama langsung di salah satu kafe di Kota Jayapura pada Senin 15 April 2024. Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan turut hadir bersama sejumlah pemuka agama di tanah Papua.
Kapolda Papua, Irjen Pol, Mathius D Fakhiri dalam sambutanya menyebut bahwa tokoh agama mempunyai peran penting dalam mewujudkan Pilkada damai. Sebab, mereka bisa menjembatani umatnya dalam menciptakan suasana damai saat pesta demokrasi.
Peran tokoh agama juga terbukti dalam pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) hingga dapat berjalan sangat baik. Meskipun, lanjut Fakhiri, selama Pilpres dan Pileg terdapat insiden, namun tidak ada lanjutan.
“Saya meyakini mulai kerja itu di FKUB melakukan doa bersama ini membuat suasana yang baik menunjukkan di tanah Papua, sehingga kita menghadirkan rasa aman dan damai menjelang pelaksanaan Pilkada,” ujarnya.
Fakhiri mengajak pemuka agama maupun aparat keamanan untuk bekerja sama mewujudkan Pilkada damai di tanah Papua. “Tokoh agama bisa menjembatani umatnya untuk menyampaikan hal-hal positif tentang kebenaran kepada umatnya, seperti ciptakan damai dalam Pilkada,” katanya.
Siraman Rohani Ingatkan Umat Jaga Toleransi
Fakhiri bilang, menghadapi Pilkada ini harus diawali dengan kegiatan yang berbau keagamaan. Dia berharap melalui mimbar keagamaan ini, para pemuka agama bisa memberikan siraman rohani yang bersifat positif untuk mengingatkan umatnya menjaga ketentraman, ketenangan dan toleransi.
“Saya berterimakasih para tokoh agama berinisiasi untuk kita mengucap syukur atas apa yang kita akan lakukan ke depan. Saya tadi sampaikan ke FKUB untuk tidak berhenti sampai di kegiatan ini, namun bersama- sama duduk memikirkan melihat konstelasi Pilkada ke depan,” ucapnya.
Sementara itu, Pangdam XII Cenderawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan mengatakan, keterpadauan integrasi antara semua unsur ini harus jadi satu dan tidak boleh terpecah belah.
Di mana dalam mewujudkan Pilkada damai, pemuka agama dengan pendekatan iman. Sementara Kapolda dan Pangdam dengan pendekatan keamaanan atau hukum untuk menciptakan kedamaian.
“Kalau mau jadi bupati tanya dulu sudah menabur apa, kalau belum menabur, tabur dulu. Jadi bagaimana kita menyikapi pentahapan ini sampai dengan pelaksanaan,” ujar Izak.
Menurut Izak, para tokoh agama harus bekerja pada posisinya yakni menggembalakan umat atau menuntun umat melaksanakan pesta demokrasi sesuai dengan apa yang diimaninya. Untuk aparat keamanan mengoptimalkan mengawal pesta demokrasi.
“Itulah kekuatan kita, berikan wawasan kepada masyarakat kita bahwa Pilkada ini akan menentukan 5 tahun ke depan. Pilkada ini akan menentukan Papua ini akan lebih baik ke depan,” pungkasnya. *** (Imelda)