Menu

Mode Gelap
Antisipasi 1 Desember, TNI Polri Patroli 2×24 jam di Kota Jayapura Pesan Sejuk Polri di Deklarasi Pemilu Ceria Tanah Papua Gedung Perpustakaan SMPN 5 Sentani Terbakar Hibah Pilkada Jayapura Cair 10 Persen, Deposit Kas Daerah Rp23 Miliar Disorot 1 Desember di Jayapura: Polisi Amankan Ratusan Botol Miras Ilegal, Penjual Ngacir

PERISTIWA · 19 Feb 2025 12:53 WIT

DPD Gerindra Papua: Jangan Politisasi Program MBG


					Ketua DPD Gerindra Papua, Yanni, saat bertemu pelajar di Papua. Foto: ist Perbesar

Ketua DPD Gerindra Papua, Yanni, saat bertemu pelajar di Papua. Foto: ist

KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura– Ketua DPD Gerindra Papua, Yanni meminta program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak dipolitisasi oleh pihak manapun.

Menurutnya, jika ada aksi unjuk rasa menolak MBG adalah aspirasi yang normal dalam negara demokrasi, namun harus disampaikan dengan cara yang tidak provokatif dan destruktif.

Sebelumnya, unjuk rasa  pelajar di Papua selain menolak program pemerintah pusat MBG, juga menuntut pendidikan gratis. 

“Program MBG adalah program yang mulia, demikian juga dengan pendidikan gratis yang sedang diupayakan oleh pemerintah. Keduanya sama-sama penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul,” ujar Yanni di Jayapura, Selasa 18 Februari 2025.

Program MBG baru dimulai dan tidak bisa dinilai dalam hitungan bulan. Sehingga program MBG memiliki dampak jangka panjang yang sangat besar terhadap kualitas pendidikan dan pembangunan SDM. 

“Saya kasih contoh saja banyak negara yang telah berhasil meningkatkan kualitas SDM melalui program serupa, seperti Brazil, India, dan Korea Selatan,” jelasnya

Di Brazil, Program Fome Zero yang dimulai pada tahun 2003 telah berhasil mengurangi kelaparan dan meningkatkan kesejahteraan anak-anak di sekolah-sekolah. India, melalui Program Mid-Day Meal Scheme, telah mengurangi angka kekurangan gizi di kalangan anak-anak dan mendorong mereka untuk lebih rajin bersekolah. Di Korea Selatan, Program School Feeding telah berjalan dengan sukses dan menjadi salah satu faktor yang mendukung keberhasilan pendidikan mereka.

Dalam konteks teori pembangunan, Yanni merujuk pada Human Capital Theory yang diperkenalkan oleh Gary Becker. Teori ini menekankan pentingnya investasi dalam pendidikan dan kesehatan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat. 

Yanni menegaskan bahwa pendidikan adalah kebutuhan yang mendesak, namun kesehatan dan gizi juga perlu diperhatikan demi terciptanya pendidikan yang berkualitas.

 “Tanpa gizi yang memadai, pendidikan tidak akan memberikan hasil yang optimal. Program MBG mendukung pendidikan dengan menyediakan sumber daya yang memungkinkan anak-anak untuk belajar lebih baik,” jelasnya.

Jangan Dipertentangkan

Yanni juga menekankan bahwa pendidikan gratis dan program MBG tidak bisa dipertentangkan, tetapi harus berjalan bersama. 

“Kedua program ini saling mendukung dalam menciptakan SDM yang unggul. Pendidikan gratis memberikan akses belajar yang lebih luas, sementara program MBG memastikan anak-anak mendapatkan gizi yang baik sehingga mampu belajar dengan optimal,” tegasnya.

Dalam konteks Papua, menurut Yanni, masalah pengembangan pendidikan telah diatur tersendiri dalam UU Otonomi Khusus, yang mengatur bahwa sekurang-kurangnya 30 persen dana Otsus harus dialokasikan untuk pendidikan di Papua. Yang perlu dilakukan sekarang adalah pengawasan terhadap pelaksanaan UU tersebut.

Yanni mengingatkan bahwa program MBG lahir dari kajian mendalam oleh Presiden Prabowo Subianto, yang mempelajari berbagai negara dan melakukan pantauan terkait kecukupan gizi anak sekolah selama bertahun-tahun.

 “Ini adalah impian Pak Prabowo dalam menciptakan SDM yang unggul,” tambahnya.

Selanjutnya, Yanni menyatakan sependapat dengan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, yang menyatakan bahwa menolak program MBG adalah hak setiap individu, namun demonstrasi yang bertujuan membatalkan program tersebut tidak boleh menghambat hak masyarakat lain yang ingin menerima manfaat dari program mulia tersebut. 

“Anak-anak yang merasa terbantu dengan program ini harus dihargai, dan itu jumlahnya puluhan juta,” tandas. *** (Rilis/Imelda)

Artikel ini telah dibaca 235 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Jaga Ketenangan Jelang Hari HAM, Kepala Suku Puncak: Sambut Bulan Suka Cita dengan Damai

5 December 2025 - 01:37 WIT

Patroli Skala Besar Kamtibmas Lokal Papua: Situasi Kondusif

1 December 2025 - 21:10 WIT

Salat Gaib Serentak Polda Papua, Dukungan Moral untuk Saudara di Sumatera

1 December 2025 - 19:35 WIT

Tokoh Pemuda Papua Ingatkan Mahasiswa Hindari Ajakan Provokatif

30 November 2025 - 14:47 WIT

Jelang 1 Desember, LMA Jayawijaya: Sambut Natal dengan Damai Sukacita

30 November 2025 - 11:14 WIT

Kapolres Kaimana Imbau Masyarakat Tak Terprovokasi Jelang 1 Desember

29 November 2025 - 20:03 WIT

Trending di KABAR PAPUA BARAT