KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Para tokoh adat, agama dan pemuda di Kabupaten Jayapura menggelar forum diskusi menjelang peringatan 1 Desember.
Diskusi yang diprakasai Ondofolo Sentani, Yanto Eluay berlangsung di Pendopo Adat (Obhe) Helebhey Wabhou, Kampung Sereh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu 29 November 2023.
Dalam sambutannya, Yanto Eluay menyampaikan beberapa hal, di antaranya ia menyatakan orang Papua dulunya merdeka karena hasutan Belanda saat itu.
“Belanda dulu menghasut orang tua kita dan mengadu domba kita sesama orang Papua Papua. Karena mereka punya kepentingan, akibatnya orang Papua saling konflik yang berujung kepada penderitaan orang tua kita sendiri,” ungkapnya.
Karena itu, Yanto menyatakan bahwa selayaknya orang Papua tak merayakan hari yang disebut sebagai hari kemerdekaan bangsa Papua. Menurutnya, perayaan hari tersebut buatan Belanda yang tidak mau pergi dari tanah Papua.
“Sekarang kita generasi penerus yang menentukan arah masa depan Papua selanjutnya. Kita harus tanamkan kepada anak-anak sejarah yang benar bahwa tidak ada hari kemerdekaan bangsa Papua, tidak ada bendera Papua,” tandasnya.
Sementara itu, Ondo Atamali, Septinus Ibo memberikan masukan kepada generasi muda Papua. Ia bilang, masa depan Papua ada pada pemuda saat ini. Untuk itu ia mengajak Pemuda Papua khususnya di Sentani melakukan aktivitas yang positif.
“OPM adalah peninggalan Belanda yang tidak mau kita maju berkembang. Jadi pada bulan Desember ini kita tidak boleh melakukan kegiatan yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain,” pesannya.
Salah satu tokoh agama di Sentani, Pdt. Jones Wenda, meminta pemuda Papua tak hanya bisa melakukan demo dan sadar bahwa pemerintah adalah wakil Allah.
“Jangan mau ditipu oleh orang-orang yang mengajak demo, tidak ada untungnya untuk kita. Saya minta adik-adik, tidak ikut aksi apapun yang berkaitan dengan 1 Desember,” terang Jones Wenda.
Dalam diskusi ini, para tokoh di Jayapura menyepakati beberapa hal yang dituangkan dalam pernyataan sikap. Kesepakatan mereka sesuai dengan tema diskusi tersebut yaitu, “Tokoh Adat, Agama dan Pemuda Tolak HUT OPM”.
Berikut kesepakatan para tokoh soal 1 Desember :
- Kami menolak peringatan hari ulang tahun OPM (Organisasi Papua Merdeka) tanggal 1 Desember 2023. Organisasi ini jelas memberontak dan terlarang. Mengajak seluruh elemen masyarakat Papua, khususnya dan umumnya masyarakat Indonesia untuk menolak HUT OPM pada tanggal 1 Desember.
- Kepada warga Papua, terutama mahasiswa, untuk tidak memperingati ulang tahun OPM. Karena hal tersebut sama saja menjadi penghianat bangsa.
- OPM adalah organisasi pemberontak, yang tidak setuju akan hasil Pepera yang menyatakan bahwa rakyat Papua ikut Indonesia. Padahal Pepera sudah terjadi 54 tahun lalu dan hasilnya juga dianggap sah oleh Pengadilan Internasional. OPM tidak terima dan ingin memerdekakan diri, walaupun Papua adalah bekas jajahan Belanda dan otomatis masuk wilayah Indonesia.
- Menolak dengan tegas kelompok separatis yang sering menyengsarakan masyarakat dan menghambat pembangunan. Mengajak seluruh masyarakat untuk tetap menjaga NKRI. Papua tetap berada dalam pangkuan NKRI.
- Meminta kepada semua pihak keamanan agar dapat menindak tegas setiap adanya kelompok yang akan merayakan HUT OPM.
- Papua tetap merah putih, Papua NKRI, Papua damai. *** (Faisal Narwawan)