KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura– Satuan Tugas Operasi Trisila-25 TNI Angkatan Laut terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga kedaulatan dan stabilitas kawasan perairan timur Indonesia melalui pelayaran selama 37 hari yang melintasi sejumlah titik strategis.
Dengan membawa 249 personel, Satgas ini mengerahkan dua kapal andalan yakni KRI Teluk Wondama-527 dan KRI Panah-626.
Wakil Komandan Satgas Trisila, Kolonel Laut (P) Yohanes Upang, menjelaskan KRI Teluk Wondama-527 berfungsi sebagai kapal amfibi yang bertugas mengangkut material tempur untuk Marinir dan TNI AD. Sementara KRI Panah-626 adalah kapal cepat yang berperan dalam pengamanan laut serta mendukung perlindungan pasukan di darat.
Satgas ini juga didukung oleh kekuatan udara berupa pesawat CN-235 yang berada di Biak dan direncanakan tiba di Jayapura. Selain itu, pasukan Marinir turut melakukan latihan pendaratan di Morotai sebagai bagian dari rangkaian operasi.

KRI Teluk Wondama-527 berlabuh di Pelabuhan Jayapura. Foto: Imelda/Kabarpapua.co
Selama pelayaran, Satgas Trisila-25 singgah di berbagai wilayah seperti Ternate, Morotai, Pulau Bras, Biak, Jayapura, Nabire, dan Manokwari, sebelum kembali ke markas di Sorong, Papua Barat Daya.
Misi Satgas Trisila-25 tidak hanya berfokus pada pengamanan laut dan latihan militer, tetapi juga menjalin kedekatan dengan masyarakat melalui kegiatan sosial.
“Setiap kali kapal bersandar, kami menggelar bakti sosial, aksi bersih-bersih pantai, dan open ship yang memungkinkan masyarakat naik ke kapal dan melihat langsung aktivitas TNI AL,” ujar Kolonel Upang di Jayapura, Senin 30 Juni 2025.
Komandan Lantamal X Jayapura, Brigjen TNI (Mar) Freddy Jhon Pardosi, turut menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam Operasi Trisila-25.
Ia mengatakan kegiatan ini akan diperluas dengan menggandeng Pemerintah Kota Jayapura untuk mengadakan aksi bersih pantai serta kampanye edukasi budaya maritim.
Operasi Trisila-25 menjadi bagian dari komitmen TNI AL dalam menjaga keamanan wilayah perairan nasional, khususnya di kawasan timur yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.
“Melalui operasi ini, kami memastikan kedaulatan negara dan keselamatan masyarakat pesisir tetap terjaga,” pungkasnya. *** (Imelda)




















