KABARPAPUA.CO, Serui – Generasi bangsa yang hebat adalah generasi yang dapat mengembangkan potensi wilayahnya. Selain itu mampu untuk menghasilkan karya dari potensi tersebut.
Seperti yang dilakukan siswa SD Negeri Anotourei, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua. Mereka mendorong pemanfaatan pangan lokal hingga menjadi bernilai ekonomis.
Fakta ini terungkap dalam kunjungan Sekda Kepulauan Yapen, Erny Renny Tania bersama Asisten I Setda, Edi Nocca Mudumi di SD Negeri Anotourei, Distrik Yapen Selatan, Jumat 17 Mei 2024. Turut hadir, Kabag Humas Yapen, Pieter de Haan.
Sekda Yapen, Erny Tania menjelaskan kedatangannya untuk menghadiri undangan para siswa pada pelaksanaan ujian muatan lokal (Mulok), yaitu kesenian dan keterampilan daerah.
Olah Pangan Lokal Bernilai Ekonomis
Dalam ujian ini, para siswa mengelola bahan lokal seperti pisang isi, papeda, gedi gulung dan keladi tumbuk menjadi makanan non-beras dan rasanya luar biasa.
“Pangan lokal yang telah diolah para siswa dapat bernilai jual atau ekonomis yang perlu untuk terus dikembangkan,” katanya.
Sejatinya, kata Erny Tania, tugas anak adalah belajar. Namun tidak ada salahnya jika guru menyiapkan bahan untuk mengolah pangan lokal oleh siswa pada waktu libur usai ujian.
Pangan lokal tersebut dapat dijual ke lingkungan pemerintah daerah. “Hasil dari penjualan tadi dapat untuk kebutuhan sekolah. Selain itu melatih anak untuk tidak bergantung serta sebagai sarana pengembangan kreativitas untuk bekal di masa depan,” ujarnya.
Kembangkan Potensi Peserta Didik
Kepala SD Negeri Anotorei, Salmon Wonatorei merasa bahagia atas kehadiran pemerintah daerah. “Kami ingin memperlihatkan metode pembelajaran yang diangkat melalui kesenian dan budaya lokal khas Papua,” katanya.
Salmon juga menerangkan hasil karya para peserta didik pada ujian ini yakni membuat pangan lokal. “Ada pisang isi, daun gedi gulung, tumpeng dari keladi dan petatas (ubi jalar), serta lauk pendamping Ikan kuah kuning,” ungkapnya.
Menurut dia, praktik pendidikan life skill ini melihat mayoritas masyarakat di Yapen Selatan adalah petani. “Pengembangan potensi peserta didik ini untuk meningkatkan mutu pembelajaran melalui Kurikulum K13 dikolaborasi Kurikulum Merdeka Belajar,” ujarnya.
Salmon berharap pemerintah dapat membantu kekurangan pada tenaga guru, gedung belajar, serta perlengkapan fasilitas ruangan belajar di SDN Anotorei. *** (Ainun Faathirjal)