KABARPAPUA.CO, Serui– Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kepulauan Yapen mengambil sejumlah langkah pengendalian harga dan stabilisasi stok pangan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (nataru) 2026 dengan memperkuat koordinasi lintas OPD dan pemantauan harga komoditas strategis.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kepulauan Yapen, Jeffry Max Boy Manderi menjelaskan pihaknya telah menyiapkan berbagai langkah pengawasan dan antisipasi guna mencegah kenaikan harga serta kekurangan stok pangan menjelang nataru.
Menurut Jeffry, koordinasi telah dilakukan bersama sejumlah OPD terkait, seperti Disperindag, BPS Kepulauan Yapen, serta Bulog Serui untuk memastikan stabilitas pangan di daerah.
Pergerakan Indeks Perkembangan Harga (IPH) dari Januari hingga minggu kedua November 2025 berada di kisaran -2,29 hingga 0,81. “Artinya, posisi kita berada di tengah, tidak deflasi dan tidak juga inflasi,” jelasnya. Selasa 2 Desember 2025.
Jeffry menuturkan beberapa komoditas yang terus dipantau sejak awal tahun antara lain bawang merah, bawang putih, cabai merah, cabai rawit, cabai keriting, serta beras. Untuk komoditas hortikultura seperti cabai dan tomat, Dinas Ketahanan Pangan telah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian untuk memastikan ketersediaan stok.
“Jika stok tidak dapat dipenuhi dari produksi lokal, maka kita akan bekerja sama dengan daerah terdekat seperti Waropen atau daerah lain yang memiliki surplus,” ujarnya.
Jeffry menjelaskan bahwa stok beras di Yapen saat ini masih mencukupi. Namun yang dikhawatirkan adalah potensi kenaikan harga, sehingga pihaknya tengah menyiapkan edaran Bupati terkait penerapan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras sesuai Keputusan Badan Pangan Nasional Nomor 299 Tahun 2025.
Tiga jenis HET beras tersebut meliputi:
1. Beras SPHP/Subsidi Pemerintah: Rp13.500 per kilogram, dengan harga karung 5 kilogram sebesar Rp67 ribi
2. Beras Medium (Beras Bulog): Rp15.500 per kilogram untuk wilayah Papua.
3. Beras Premium: Rp15.800 per kilogram, seperti merek Sintanola, Tawon, dan Bete.
“Jika edaran Bupati sudah terbit, kita akan langsung didistribusikan kepada para distributor. Jika terdapat kenaikan harga seribu hingga dua ribu rupiah masih dapat dimaklumi karena faktor ongkos transportasi,” tambahnya.
Selain itu, Dinas Ketahanan Pangan juga melakukan inspeksi ke Rumah Pangan Kita (RPK) dan sejumlah kios pangan binaan, serta berkoordinasi dengan Satgas Pangan Polri untuk monitoring stok dan harga beras secara langsung.
Jeffry mengatakan berdasarkan evaluasi tahun-tahun sebelumnya, komoditas yang biasanya mengalami kenaikan menjelang Natal adalah telur dan gula, karena meningkatnya kebutuhan membuat kue. Namun, melalui koordinasi dengan Disperindag, stok kedua komoditas tersebut dinilai masih dapat diantisipasi.
Ia menambahkan kelancaran jadwal Kapal Pelni juga sangat mempengaruhi stabilitas stok pangan di Yapen.
“Syukurlah kapal saat ini cukup lancar. Yang biasanya membuat harga naik adalah ketika jadwal kapal terganggu, sehingga stok berkurang,” ujarnya. *** (Ainun Faathirjal)




















