KABARPAPUA.CO, Teluk Wondama – Kapal Penumpang milik PT Pelni yakni KM Tidar akan masuk perdana di Pelabuhan Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat pada 16 Januari 2024.
Kapal dengan kapasitas penumpang sebanyak 2.000 orang ini akan melayani rute Nabire-Wasior-Manokwari-Sorong-Fakfak-Kaimana-Dobo-Tual-Ambon-Namlea-Baubau dan Makasar.
Bupati Teluk Wondama, Hendrik Mambor menyambut pelayaran perdana KM Tidar di Teluk Wonda. Pemerintah dan masyarakat telah menyiapkan prosesi penjemputan secara adat kedatangan kapal tersebut.
“Sudah dua hari ini semua pegawai kita kerahkan untuk mempersiapkan areal pelabuhan, karena acaranya akan diadakan di sini. Ada pertemuan singkat, paling lama 30 menit untuk menyampaikan terima kasih dan harapan,” katanya kepada KabarPapua.co, Senin 15 Januari 2024.
Hendrik mengungkapkan bahwa sejak pemekaran Kabupaten Teluk Wondama, ada tiga kapal Pelni yang masuk. Namun saat ini hanya tersisa satu kapal yang melayani yaitu KM Gunung Dempo.
Menghemat Biaya Transportasi
Hanya saja, kata Hendrik, kapal yang melayani rute dari barat hingga timur Indonesia ini tidak masuk di beberapa pelabuhan yang menjadi tujuan sebagian besar masyarakat di Teluk Wondama.
“Masyarakat kita di sini sebagian besar berasal dari daerah-daerah yang tidak disinggahi, contohnya Baubau dan Ambon. Ini menjadi permasalahan bagi daerah, karena masyarakat kita yang mau berangkat ke kampungnya harus ganti kapal di Manokwari maupun Sorong,” ucapnya.
Menurut dia, transit penumpang di pelabuhan lain untuk menunggu kapal lanjutan menambah biaya bagi masyarakat. Hal ini menjadi beban masyarakat yang hendak mudik ke kampung halaman.
“Kalau yang punya uang bisa nginap di hotel, tapi dari laporan yang kami terima dan fakta yang saya dan istri temui, ada masyarakat yang terpaksa harus tidur di terminal pelabuhan sambil menunggu kapal lanjutan,” ungkapnya.
Hendrik pun mengaku pernah mendapati seorang ibu melahirkan di atas kapal tanpa perlengkapan bayi. Padahal ibu tersebut tengah membawa anaknya berumur tiga tahun untuk mudik ke kampung halaman di Sulawesi Tenggara.
“Saya tidak bisa membayangkan bagaimana ibu ini turun di Sorong dan siapa yang urus dia. Hal seperti Inilah yang menjadi masalah bagi masyarakat kami di Teluk Wondama,” kata Hendrik.
Peluang Ekonomi Bagi Penyuplai Barang
Berkaca dari berbagai kondisi inilah, Hendrik mendorong Pemkab Teluk Wondama untuk menyurat secara resmi maupun melakukan pertemuan bersama Dirjen Perhubungan Laut dan PT Pelni.
“Kami sudah usulkan dari tahun 2021 dan baru terjawab di tahun 2024. Rute KM Tidar ke Wasior akhirnya mendapat persetujuan Kementerian Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Laut. Ini menjadi sukacita bagi masyarakat, karena kami sudah menjawab satu permasalahan di daerah yaitu ketersediaan akses tranportasi,” ujarnya.
Dia menilai masuknya KM Tidar di Wasior juga memberikan dampak yang besar bagi angkutan barang. Misalnya terbukanya peluang ekonomi untuk pihak swasta dalam menyuplai barang ke Teluk Wondama.
“Kebetulan Tidar ini basenya di Makassar, sehingga saya pikir ini sesuatu yang sangat menguntungkan. Pihak swasta dalam menyuplai barang, artinya akan lebih dekat selain dari Jakarta dan Surabaya,” katanya.*** (Yosias Wambrauw)