KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Untuk menjawab tantangan Sinode GKI di tanah Papua menjadikan SMA YPK Diaspora Kotaraja Kota Jayapura menjadi sekolah standar international, digelar Workshop Penyusunan Modul Ajar Kelas Bilingual SMA YPK Diaspora Kotaraja Kota Jayapura. Kegiatan ini digelar di Kota Jayapura, Papua, 6-11 Oktober 2025.
Wali Kota Jayapura Abisai Rollo dalam sambutannya yang dibacakan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura Rocky Bebena menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Badan Pelaksana Yayasan Pendidikan Kristen (BP YPK) Tanah Papua atas terselenggaranya workshop ini.
“Langkah BP YPK Tanah Papua merupakan bentuk inovasi nyata dalam menjawab tantangan dunia pendidikan di era global. Kami sampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada BP YPK Tanah Papua, SMA YPK Diaspora Kotaraja, serta seluruh pihak yang telah berkomitmen melaksanakan kegiatan ini,” jelas Rocky, Senin 6 Oktober 2025.
Rocky juga menyebut, dunia pendidikan saat ini mengalami perkembangan yang sangat cepat, terutama dalam menghadapi era globalisasi, digitalisasi, dan persaingan antar bangsa. Untuk itu, sekolah-sekolah di Papua, khususnya di Kota Jayapura dituntut untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitasnya.
“Apa BP YPK Tanah Papua membuka kelas bilingual merupakan terobosan luar biasa. Program ini tak hanya mempersiapkan siswa mampu menguasai bahasa asing, tetapi juga membangun daya saing global, meningkatkan kepercayaan diri, serta memperluas wawasan anak-anak Papua dalam kancah internasional,” ungkapnya.
Workshop ini, kata Rocky adalah fondasi awal yang sangat penting. Modul ajar bukan hanya sekadar bahan pelajaran, tetapi merupakan panduan komprehensif yang akan menentukan bagaimana proses belajar mengajar berjalan efektif, relevan, dan berkualitas.
“Kami berharap para guru dan peserta workshop benar-bnar serius, kreatif, dan inovatif menyusun modul ajar. Sehingga nanti dapat diaplikasikan baik di kelas. Modul bilingual harus berakar nilai-nilai budaya Papua, agar siswa tak kehilangan identitas, tapi tetap terbuka dan adaptif terhadap ilmu pengetahuan global,” jelasnya.
Ketua BP YPK Tanah Papua, Joni Betaubun mengatakan, Program Kelas Bilingual ini bukan sekadar inovasi pembelajaran, melainkan langkah transformatif dan visioner dalam menjawab tantangan abad ke-21.
“Pendidikan Kristen harus mampu menghadirkan solusi nyata terhadap tuntutan global, tanpa kehilangan akar nilai dan spiritualitasnya,” kata Joni dalam sambutannya.
Melalui kelas bilingual ini, kata Joni, pihaknya tidak hanya mengajarkan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi, tetapi juga membentuk karakter dan daya saing peserta didik, agar mereka mampu bersaing secara global tanpa kehilangan jati diri, iman, dan nilai-nilai Kristiani.
Joni menyebut, YPK Tanah Papua terus berkomitmen menghadirkan pendidikan Kristen yang relevan, kontekstual, dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
“Pendidikan yang dibangun harus mampu mencetak generasi muda yang tidak hanya beriman dan berkarakter, tetapi juga memiliki kemampuan berpikir kritis, komunikasi lintas budaya, serta penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi,” terang Joni. ***(Natalya Yoku)




















