KABARPAPUA.CO, Wamena – Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) ke-33 menjadi salah satu top 10 Kharisma Event Nusantara (KEN) oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), yang kembali digelar di tahun 2025 di Distrik Usilimo, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, Kamis, 7 Agustus 2025.
FBLB ke-33 ini dihadiri ribuan pengunjung, dari pengunjung domestik hingga mancanegara, yang sangat antusias menyaksikan berbagai atraksi perang-perangan, atraksi tarian budaya, pameran UMKM, serta penampilan atraksi Pikon dan Etai yang mendapat rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Bupati Jayawijaya Atenius Murip saat memberikan sambutannya, memberikan apresiasi kepada seluruh pengunjung dan para peserta FBLB ke-33 yang sangat antusias dalam pembukaan FBLB ke-33 di Distrik Usilimo. “Ini merupakan agenda tahunan Kabupaten Jayawijaya dan juga masih merupakan Top 10 KEN di tahun 2025,” katanya.
Kegiatan ini juga dihadiri Staf Ahli Kementerian Pariwisata bersama rombongan, Wakil Gubernur Papua Pegunungan Ones Pahabol, dan jajaran pimpinan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Pegunungan dan Kabupaten Jayawijaya.
Menurut Atenius, kehadiran para tamu dari pusat dan provinsi, serta para pengunjung di FBLB ke-33 tahun ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Kabupaten Jayawijaya. “Ini merupakan bentuk dukungan pusat dan pemprov, serta perhatian kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Jayawijaya,” terangnya.

Pemberian Rekor MURI atas Parade Pikon dan Tarian Etai yang merupakan tarian persahabatan dari Lembah Baliem. (KabarPapua.co/Agris Wistrijaya)
Atenius juga mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayawijaya akan selalu berupaya konsisten melaksanakan FBLB setiap tahun, sebagai upaya memperkenalkan dan melestarikan keragaman budaya lokal.
“Juga untuk menumbuhkan rasa bangga dan apresiasi terhadap kekayaan budaya sebagai warisan leluhur dan semakin memperkenalkan FBLB kepada dunia internasional,” jelas Atenius.
Untuk itu, kata Atenius, pihaknya mengajak kepada seluruh masyarakat dari 40 distrik yang ada di Kabupaten Jayawijaya untuk tetap semangat dan antusias dalam menampilkan keindahan Kabupaten Jayawijaya.
“Juga keistimewaan budaya dari Lembah Baliem, sebagai peninggalan dari nenek moyang kita yang harus diturunkan kepada generasi penerus, agar budaya ini tidak punah akibat pergeseran nilai-nilai budaya dari kehidupan modern,” papar Atenius.

Pemberian Rekor MURI atas Parade Pikon dan Tarian Etai yang merupakan tarian persahabatan dari Lembah Baliem. (KabarPapua.co/Agris Wistrijaya)
Mendapatkan Kado Istimewa dari MURI
Pada kesempatan itu juga, Atenius mengungkapkan, Kabupaten Jayawijaya mendapatkan kado istimewa dari MURI yang memberikan penghargaan rekor MURI atas Parade Pikon (alat musik tiup tradisional Lembah Baliem), yang dimainkan kurang lebih 1500 masyarakat Jayawijaya, serta tarian etai yang merupakan tarian persahabatan dari Lembah Baliem.
“Terimakasih atas perhatian pemerintah pusat yang sudah beberapa kali memberikan rekor MURI melalui event FBLB ke-33 Kabupaten Jayawijaya. Semoga Kabupaten Jayawijaya dapat terus menampilan kemegahan budaya dari Lembah Baliem yang unik dan sangat istimewa,” jelasnya.
Atenius juga menambahkan, adanya kunjungan dari para wisatawan domestik dan mancanegara menjadi wujud dukungan dalam peningkatan potensi wisata Lembah Baliem. Sebab tidak secara langsung para wisatawan turut mempromosikan kepada dunia terkait keberadaan dan keunikan budaya dari Lembah Baliem, agar semakin mendunia.
“Saya harap dengan adanya pertunjukan dan tampilan dari berbagai distrik di Kabupaten Jayawijaya selama 3 hari ini, para wisatawan tetap semangat untuk hadir memenuhi Kampung Wosiala, Distrik Usilimo ini,” terangnya.
Apalagi, kata Atenius, para wisatawan tak hanya disuguhkan dengan berbagai atraksi, melainkan juga tersedia berbagai produk-produk kerajinan pangan dan wisata kuliner asli dari Kabupaten Jayawijaya, yang telah diolah secara menarik, serta ada pertunjukan bakar batu yang merupakan proses pengolahan makanan lokal Jayawijaya.
Atenius juga mengatakan, akhir dari FBLB ke-33 ini akan ditutup dengan Karnaval Budaya pada 11 Agustus 2025, yang akan dilaksanakan di depan Kantor Bupati Jayawijaya atau di depan Tugu Salib Kota Wamena. Kegiatan ini melibatkan seluruh elemen masyarakat Kabupaten Jayawijaya, dari pelajar, pemerintah, paguyuban hingga masyarakat umum. ***(Agris Wistrijaya)




















