KABARPAPUA.CO, Serui – Sebanyak 63 kasus baru penyakit kusta (Leprosy) yang berasal dari Bakteri Mycobacterium Leprae, mencatat Kota Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen menjadi lokasi penularan tertinggi periode Januari – Mei 2025.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepualauan Yapen, dr. Franklin Numberi mengatakan, penyakit kusta merupakan penyakit menular disebabkan bakteri Mycobacterium Leprae.
“Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan kulit, saraf, dan jaringan tubuh jika tidak segera diobati. Saat ini total 63 kasus ditemukan dengan 39 penderita laki-laki dan 24 perempuan, yang mayoritas ditemukan pada orang asli Papua,” katanya, Rabu, 2 Juli 2025.
Franklin juga menyatakan, kusta dapat menular kepada orang-orang yang tinggal dalam satu rumah, terutama bagi penderita yang tidak menjalani pengobatan secara tuntas, mengingat kusta dapat menular akibat kontak waktu yang lama.
“Jika tidak terdeteksi secara dini dan tidak ditangani baik, risiko penularan kepada anggota keluarga serumah akan meningkat. Sehingga kesadaran masyarakat untuk segera memeriksakan diri saat muncul gejala, sangat penting,” terangnya.
Dinkes Kabupaten Kepulauan Yapen mencatat secara geografis sekitar 60 persen kasus ditemukan di wilayah Serui Kota, Distrik Yapen Selatan, dengan jumlah mencapai 35 kasus dan termasuk wilayah episentrum penularan yang memerlukan perhatian dan intervensi lebih lanjut.
“Masyarakat harus memahami bahwa kusta bukan penyakit kutukan atau aib. Penyakit ini bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat, dan semakin cepat diketahui, semakin besar kemungkinan sembuh tanpa komplikasi,” paparnya.
Franklin menjelaskan, perlunya pemahaman tentang penyakit kusta untuk mencegah penyebaran dengan melakukan sanitasi pada lingkungan tempat tinggal yang padat untuk menekan faktor risiko utama kasus penyakit kusta.
“Untuk itu, kami mengajak masyarakat menghilangkan stigma terhadap penderita kusta, dan aktif berperan dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat,” terangnya.
Sebagai langkah penanganan, kata Franklin, Dinkes Kepulauan Yapen terus menggencarkan kegiatan surveilans aktif, edukasi masyarakat, serta menyediakan pengobatan kusta secara gratis melalui puskesmas-puskesmas di wilayah terdampak.
“Juga terus melakukan kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan tokoh masyarakat dan aparat kampung. Juga terus diperkuat mencegah penyebaran lebih lanjut. Kusta bisa disembuhkan. Jangan takut, jangan diam, periksa sejak dini,” katanya. ***(Ainun Faathirjal)




















