KABARPAPUA.CO, Nabire– Dinas Kesehatan Papua Tengah mencatat Kabupaten Nabire menjadi angka tertinggi penderita HIV AIDS di Provinsi Papua Tengah dengan jumlah 4.039 kasus HIV dan 5.657 kasus AIDS. Sementara yang meninggal dunia sebanyak 472 orang.
Disusul tertinggi kedua yakni Kabupaten Mimika 3.589 HIV dan 3.789 AIDS, serta yang meninggal dunia 303 orang. Paniai HIV 442 dan AIDS 1.669 kasua dan yang meninggal dunia 90 orang.
Kemudian Dogiyai HIV 394 dan AIDS 135 kasus, dan meninggal dunia 18 orang. Kabupaten, Puncak Jaya 95 kasus AIDS 723 HIV, serta yang meninggal dunia 52 orang. Deiyai HIV 81 dan AIDS 33 kasus dan yang meninggal dunia 12 orang. Puncak HIV 55 kasus dan AIDS 11 kasua, serta yang meninggal 6 orang. Sedangkan Intan Jaya HIV 5 kasus dan AIDS 9 kasus.
Pj Gubernur Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk, S.Sos., MM menjelaskan dengan melihat angka tersebut, meminta kepada KPA Provinsi Papua Tengah yang baru dilantik agar bekerja keras untuk menurunkan angka penyebaran HIV AIDS dengan mengajak seluruh komponen masyarakat serta seluruh kepala daerah di 8 kabupaten peduli dengan HIV AIDS.
”Tahun depan ini akan menjadi salah satu program utama kita untuk menekan angka penyebaran HIV AIDS. Kita harus memiliki strategi yang baik serta mengkampanyekan gerakan cegah penularan HIV AIDS,” katanya, Selasa sore 5 Desember 2023, saat melantik pengurus KPA Provinsi Papua Tengah.
Ribka bilang, sadar tidak sadar angka penularan dan kematiannya semakin tinggi, virus ini juga tidak melihat status, baik masyarakat biasa maupun para pejabat dan penyakit ini adalah penyakit yang diderita seumur hidup, sebab para penelitian belum ada yang bisa menyembuhkannya.
Ribka Haluk menerangkan Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang disingkat AIDS adalah kondisi dimana Human Immunodeficiency Virus (HIV) sudah pada tahap infeksi akhir. HIV ialah virus yang menyerang kekebalan tubuh yang dapat melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit.
Ketika seseorang sedang mengalami AIDS, tubuh tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang ditimbulkan. Pada kebanyakan kasus para penderita AIDS berujung pada kematian, karena sampai sekarang belum terdapat pengobatan HIV AIDS yang bisa menyembuhkan secara total.
“AIDS bukanlah sekadar masalah kesehatan semata, tetapi juga menyangkut nilai-nilai kemanusiaan, solidaritas, dan keadilan sosial,” jelasnya.“Sebagai sebuah komisi, tugas kita tidak hanya terfokus pada penanganan medis, tetapi juga pada upaya pencegahan, edukasi, dan penghapusan stigma terhadap mereka yang hidup dengan HIV AIDS. Tanggung jawab yang diemban bapak/ibu tidak ringan, namun saya yakin dengan komitmen, kerjasama, dan semangat kebersamaan, kita dapat mengatasi tantangan ini dengan baik,” lugasnya. *** (Sumber: Pemprov Papua Tengah)