KABARPAPUA.CO, Wamena– Pemerintah Kabupaten Jayawijaya bersama Wahana Visi Indonesia (WVI) melakukan simulasi Kesiapsiagaan Bencana Konflik Sosial. Simulasi ini diharapkan dapat memberikan dampak baik untuk pemberdayaan anak dan keluarga.
Penjabat Bupati Jayawijaya, Thony M. Mayor, S.Pd, MM yakin kesiapsiagaan bencana konflik sosial perlu dibangun dari awal dan dimulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga.
“Kesiapan masyarakat menghadapi ancaman menentukan besar kecilnya risiko dan dampak bencana yang akan diterima,” kata Pj Bupati Jayawijaya kepada Wartawan di Wamena Senin, 2 September 2024.
Thony memberikan apresiasi dan ungkapan terima kasih kepada Wahana Visi Indonesia (WVI) di Kabupaten Jayawijaya, yang selama ini telah bekerja sama dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah, dalam melaksanakan pelayanan kemanusiaan.
Menurutnya, bencana sosial merupakan bencana yang disebabkan karena rentetan peristiwa yang dialami oleh manusia, akibat dari adanya konflik sosial antar kelompok atau komunitas.
“Jika tidak diselesaikan dengan baik, bencana sosial dapat mengurangi rasa persatuan dan kesatuan dalam masyarakat, bangsa dan negara. Bencana sosial harus segera diatasi agar tidak menimbulkan efek yang berkepanjangan,” katanya.
Cara mengatasi bencana sosial itu sendiri yaitu melalui pendekatan holistik yang melibatkan pemerintah, masyarakat sipil, organisasi masyarakat, hingga tokoh-tokoh agama. Hal ini perlu dilakukan untuk bisa mengatasi akar penyebabnya dan membangun ketahanan sosial, ekonomi, dan politik.
Bencana sosial di Kabupaten Jayawijaya sering muncul akibat ketidakpuasan kelompok masyarakat tertentu akan kebijakan pemerintah, baik di tingkat distrik maupun kabupaten. Biasanya, aksi teror dilakukan sebagai suatu bentuk protes akibat peristiwa kecelakaan, pembunuhan, maupun kekerasan lainnya diantara kelompok masyarakat.
“Aksi kelompok masyarakat dalam menuntut ketidakpuasan sering menimbulkan rasa tidak aman bagi seluruh masyarakat jayawijaya,” katanya.
Pada kesempatan itu, dirinya berpesan kepada WVI Jayawijaya dan program noken Papua, agar dapat tetap melakukan kolaborasi, mitra kerja serta komunikasi yang intens dengan pemerintah daerah, melalui opd terkait, agar program-program kerja yang baik ini dapat terus terlaksana secara kontinyu, sehingga tercipta masyarakat jayawijaya yang sehat, mandiri dan sejahtera.
Kegiatan ini diikuti oleh Manager Program Noken Papua, para pimpinan gereja GKI Tanah Papua, GKII serta SKCKP Fransiskan Papua. *** (Stefanus Tarsi)