Menu

Mode Gelap
Antisipasi 1 Desember, TNI Polri Patroli 2×24 jam di Kota Jayapura Pesan Sejuk Polri di Deklarasi Pemilu Ceria Tanah Papua Gedung Perpustakaan SMPN 5 Sentani Terbakar Hibah Pilkada Jayapura Cair 10 Persen, Deposit Kas Daerah Rp23 Miliar Disorot 1 Desember di Jayapura: Polisi Amankan Ratusan Botol Miras Ilegal, Penjual Ngacir

KABAR PAPUA TENGAH · 13 Dec 2023 20:58 WIT

71.388 Penduduk Papua Tengah Hidup di Bawah Garis Kemiskinan


					Potret masyarakat Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. (Ist) Perbesar

Potret masyarakat Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. (Ist)

KABARPAPUA.CO,  Nabire –  Kementerian  Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK RI) mecatat  71.388 penduduk di Papua Tengah hidup dalam kondisi miskin ekstrem.

Penduduk miskin ini tersebar di 8 daerah  di Provinsi Papua Tengah. Dari 8 kabupaten di Papua Tengah, penduduk masuk kategori miskin eksrem terbanyak di wilayah Kabupaten Puncak dengan total 17.852 jiwa.

Sementara Nabire sebanyak 9.267 jiwa, Paniai 4.045 jiwa, Puncak Jaya 13.930 jiwa. Kemudian, Dogiyai 13.719 jiwa, Deiyai 5.867 jiwa, Mimika 6.115 jiwa dan Intan Jaya 593 jiwa.

“Menurut data Kemenko PMK RI, saat ini ada 71.388 jiwa dengan kondisi kemiskinan ekstream. Angka itu menurut saya belum riil, sebab masih banyak yang belum terdata, sehingga ini menjadi Pekerjaan Rumah (PR) kita bersama,” ujar Penjabat Gubernur Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk, S.Sos, MM, Rabu 13 Desember 2023.

Ribka Haluk bilang, Papua Tengah memiliki letak geografis yang sangat susah. Untuk itu, perlu adanya kerja sama yang berkesinambungan dalam menuntaskan permasalahan kesenjangan sosial di masyarakat.

“Penduduk di Papua Tengah ini hanya berjumlah kurang lebih Rp 1,3 juta, harusnya kita bisa mengurus masyarakat dengan bekerja sama dan kreatif lagi dalam mengentaskan masalah ini,” kata Ribka Haluk usai menyerahkan bantuan sosial tunai di Nabire.

Ia berharap tidak ada lagi yang menyalahkan pemerintah pusat dalam melihat kondisi masyarakat. Sebab, putra daerah telah mendapat kepercayaan untuk memimpin di tanah sendiri.

“Kalau masyarakat marah atau belum sejahtera, harusnya kita malu dan menyalahkan diri kita sendiri. Tidak boleh juga kita salahkan masyarakat, karena rakyat itu tidak pernah salah,” katanya.

Ribka Haluk menuturkan negara telah memberikan kewenangan yang besar dengan otonomi daerah. Untuk itu, kewenangan khusus ini harus dimanfaatkan dan diatur dengan sebaik-sebaiknya.

“Jadi siapa pun di antara kita anak Papua yang diberikan tanggungjawab oleh negara dan mendapat mandat dari rakyat harus bekerja keras. Kalau hanya untuk berkuasa dan memikirkan diri sendiri, lebih baik tidak usah menjadi pemimpin,” pesannya. *** (Sumber: Pemprov Papua Tengah)

Artikel ini telah dibaca 148 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Ribka Haluk Sedih, APBD Mimika Besar Tapi Banyak Masyarakat Miskin

26 July 2024 - 21:44 WIT

Kunjungi Timika, Ketum PKK Pusat Sapa Anak-anak Kwamki Narama

26 July 2024 - 21:10 WIT

288 Calon Praja Papua Tengah Ikut Seleksi IPDN, Rebut 27 Kuota

25 July 2024 - 13:09 WIT

Puncak HAN 2024, Ribka Haluk Ajak Lindungi Anak dan Setop Bullying

23 July 2024 - 19:24 WIT

Dekranasda Papua Tengah Terbaik Ketiga dalam Pameran Forum PKP UMKM

23 July 2024 - 16:03 WIT

Puncak Jaya Sudah Kondusif, Ribka Haluk Minta Setop Sebar Hoaks

19 July 2024 - 21:47 WIT

Trending di KABAR PAPUA TENGAH