KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Umat Hindu di Kota Jayapura melaksanakan upacara Pujawali (persembahyangan) dalam rangka Piodalan di Pura Agung Surya Bhuvana, Kamis 17 Oktober 2024.
Upacara Pujawali dilaksanakan umat Hindu pada setiap bulan purnama. Upacara dipimpin Ida Pandita Shri Empu Nabe Yogananda.
Pandita Shri Empu menjelaskan, Pujawali Piodalan ini puput atau dilakukan secara spesial dan bisa terlihat dari jenis upacara yang diatur juga dari pemimpin upacaranya.
“Hari ini karena piodalan spesial, maka kami sengaja didatangkan dari Bali. Kami sangat bersyukur bisa didatangkan ke tempat ini,” katanya.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Papua, I Komang Alit Wardana, mengatakan upacara persembahyangan dilakukan dalam rangka melaksanakan dharma bakti pengabdian kepada Tuhan dan sesama manusia.
“Saya mengucapkan terima kasih karena umat Hindu di Kota Jayapura dapat melaksanakan Pujawali persembahyangan Piodalan hari ini,” ucapnya.
Tamu Spesial di Piodalan 2024
Piodalan tahun ini, umat Hindu kedatangan tamu spesial yakni Pandita dari Bali dan juga salah satu Direktur Urusan Agama, I Gusti Sunarta. Ia juga sekaligus memberikan dharma wacana penguatan kepada umat Hindu di Kota Jayapura.
Kata Komang, lewat upacara persembahyangan Pujawali sangat dirasakan sekali oleh umat Hindu, yang ikut terlibat dalam upacara tersebut. Sehingga menambah kebahagian baik jasmani maupun rohani.
Ia berharap umat Hindu di Kota Jayapura bisa memaknai dan memahami tentang ajaran agama. Umat Hindu semakin buyut serada dan baktinya dalam melaksanakan kegiatan keagamaan.
Sebelumnya, umat Hindu di Kota Jayapura telah melakukan ritual upacara Melasti di Holtekamp, Jayapura pada Rabu 16 Oktober 2024. Upacara Melasti merupakan pembersihan bhuwana agung (makromokosmos) atau jagat raya, baik dari diri sendiri atau alam semesta.
Melasti juga bertujuan untuk mencari air kehidupan guna menyucikan diri dan menyingkirkan sifat buruk. Melasti juga menjadi bentuk permohonan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa. “Pembersihan alam itu kita lakukan di area yang kita pakai untuk persembahyangan,” kata Komang. *** (Imelda)