KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Bank Indonesia bersama pemerintah daerah dan sejumlah pemangku kepentingan telah melakukan berbagai upaya untuk memperkuat struktur perekonomian serta sinergi pengendalian inflasi di Papua.
Kepala Deputi Perwakilan BI Papua, Thomy Andryas mengatakan, pihaknya telah melaksanakan sejumlah sinergi program bersama berbagai pihak terkait. Salah satunya dalam mendukung gerakan nasional pengendalian inflasi pangan.
Sinergi dan koordinasi dengan pemangku kebijakan, termasuk upaya antisipasi dampak air minum menunjukkan hasil yang positif dalam pengendalian inflasi khususnya inflasi bahan makanan. Di mana BI merupakan bagian dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Laju Inflasi di Papua Terkendali
“Sampai dengan November 2023, inflasi di masing-masing kota di Papua, baik itu Kota Jayapura, Merauke dan Timika menunjukkan laju inflasi yang terkendali, khususnya inflasi komoditas pangan,” ujar Thomy.
Bank Indonesia bersama pemerintah daerah dan sejumlah pemangku kepentingan serta pihak-pihak terkait juga telah melakukan berbagai upaya untuk memperkuat struktur perekonomian.
Upaya tersebut, baik dalam meningkatkan peran UMKM, mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru, memfasilitasi berkembangnya ekonomi dan keuangan syariah.
“Berdasarkan assestmen kami, terdapat sejumlah sektor unggulan yang berpotensi mendorong sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih beragam. Seperti sektor perikanan, pertanian, pariwisata dan ekonomi kreatif,” katanya.
Pendampingan Petani Kopi dan Komunitas Pangan
Tomy mengaku sejumlah upaya telah bersama-sama BI lakukan, didantaranya adalah pendampingan petani kopi dan komunitas pangan penyumbang inflasi. “Seperti Festival Kopi Papua serta beberapa festival pariwisata dan ekonomi kreatif, baik Festival Lembah Baliem, Festival Budaya Asmat dan Sail Teluk Cenderawasih,” ucapnya.
Menurutnya, sampai dengan triwulan III 2023, sektor tambang yang menjadi sektor utama pertumbuhan di Papua. BI mencatat pertumbuhan yang cenderung meningkat. Selain itu sektor selain tambang juga meningkat, seperti sektor industri pengolahan.
Sejumlah sektor yang terkait dengan pariwisata juga tumbuh tinggi seperti sektor perdagangan dan sektor transportasi. Hal ini menunjukkan semakin berimbangnya sumber pertumbuhan ekonomi di Papua. “Pengembangan ekonomi yang inklusif tentunya harus melibatkan semua pelaku UMKM sebagai penggerak utama ekonomi,” ujarnya.
Tomy menambahkan bahwa sinergi kebijakan dan kuat telah BI lakukan bersama seluruh pemerintah di wilayah Papua.Sinergi juga terlaksana dengan kementerian dan lembaga, berupa pendampingan usaha korporatisasi penyelenggaraan pameran dan on boarding UMKM. *** (Imelda)