KABARPAPUA.CO, Jakarta – Pemerintah Provinsi Papua Tengah melakukan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Maskapai Sriwijaya Air di Gedung MRO Sriwijaya Air, Tangerang, Selasa 3 Desember 2024.
MoU itu dihadiri Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Dr. Ribka Haluk S.Sos.,M.M. MoU dihadiri Penjabat Gubernur Papua Tengah, Anwar Harun Damanik.
Selain itu ada juga Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua Tengah, Washington Lumban Gaol dan Kepala Biro Hukum Setda Provinsi Papua Tengah, Yulius Manurung, serta para pihak maskapai Sriwijaya Air.
Penerbangan perdana Sriwijaya Air ke Nabire akan dijadwalkan pada Jumat 6 Desember 2024. Penjualan tiket sudah diumumkan di berbagai macam plafon penjualan tiket pesawat secara online.
Program Asta Cita Presiden Prabowo

Wamendagri Ribka Haluk menghadiri MoU Pemprov Papua Tengah bersama Sriwijaya Air. (Humas Pemprov Papua Tengah)
Wamendagri Ribka Haluk mengungkapkan MoU ini dilakukan sesuai dengan program Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo dalam percepatan pembangunan.
Dengan demikian diharapkan adanya kolaborasi antara pemerintah pusat hingga daerah dan seluruh pihak swasta dalam memajukan Indonesia menuju Indonesia Emas.
“Memang sangat diharapkan adanya konektivitas, kolaborasi dan sinergitas antara pemerintah dan semua pihak maupun swasta dengan satu fokus tujuan kita. Untuk melakukan percepatan pembangunan di republik ini sampai dengan daerah 3 T,” ungkapnya.
Menurutnya, Hadirnya maskapai baru dengan kapasitas penumpang dan daya muat yang lebih banyak menjadi hal yang baik di sejumlah aspek. Hal ini untuk mensejahterakan masyarakat Papua.
“Ini akan menjawab semua aspek yang ada di Papua Tengah. Terlebihnya pada ekonomi yang pastinya kesejahteraan masyarakat akan meningkat,” ujarnya.
Ribka Haluk menjelaskan dari seluruh Provinsi DOB yang ada di Tanah Papua, Papua Tengah menjadi daerah yang belum dilayani oleh pesawat berbadan besar.
Papua Tengah sendiri menjadi daerah dengan tingkat inflasi yang tinggi. Kondisi ini lantaran minimnya transportasi yang dapat menjangkau keluar masuk di wilayah Papua Tengah.
“Dengan hadirnya pesawat berkapasitas besar dapat menjawab kerinduan masyarakat akan kesejahteraan. Mengurangi inflasi serta membuat proses pembangunan semakin cepat di Provinsi Papua Tengah,” tegasnya.
Harapan Baru bagi Masyarakat Papua Tengah

Wamendagri Ribka Haluk foto bersama Pj Gubernur Papua Tengah Anwar Harun Damanik dan pihak Sriwijaya Air. (Humas Pemprov Papua Tengah)
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Papua Tengah, Washington Lumban Gaol menjelaskan, melalui kerja sama ini Sriwijaya Air akan melayani penerbangan reguler di Bandara Nabire.
Meskipun kondisi landasan pacu masih dalam proses pekerjaan hingga akhir 2024. Dengan begitu, kondisi runway yang terbatas, maskapai akan menyesuaikan operasionalnya. Penyesuaian itu termasuk pembatasan jumlah penumpang dan barang demi memastikan keselamatan penerbangan.
“Tentu kerja sama ini akan menjadi harapan baru bagi masyarakat Nabire dan Papua Tengah, mengingat selama ini transportasi udara di Nabire hanya dilayani satu maskapai,” katanya.
Selama ini dengan minimnya pilihan penerbangan membuat harga tiket melonjak tinggi. Dengan adanya Sriwijaya Air, masyarakat kini memiliki alternatif transportasi udara, apalagi kedepan harga tiket dari Nabire-Jayapura akan turun hingga 50 persen.
Sriwijaya Air akan melayani rute strategis, seperti Sorong-Nabire, Nabire-Jayapura dan Nabire-Jakarta melalui Makassar. Tentunya kehadiran maskapai ini dapat memberikan dampak positif bagi sektor lainnya, seperti pariwisata dan jasa serta peningkatan ekonomi masyarakat. *** (Rilis)




















