KABARPAPUA.CO, Ilaga – SMPN 1 Ilaga, Kabupaten Puncak tidak mau kalah dengan daerah lain dalam menata pendidikan, meski berada di daerah yang minim fasilitas. Mereka bahkan berhasil menyelenggarakan Ujian Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) 2024 untuk pertama kalinya.
Ujian ini merupakan program evaluasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang dilaksanakan secara serentak di seluruh tanah air. Ujian menarik perhatian dari Penjabat (PJ) Bupati Nenu Tabuni yang memantau langsung di SMPN 1 Ilaga, Selasa 10 September 2024.
Penjabat Bupati Puncak, Nenu Tabuni mengapresiasi kinerja guru yang meskipun terbilang minimnya jaringan internet, serta fasilitas. Para guru dengan semangat yang tinggi, tetap melaksanakan kegiatan ini.
“Ini baru pertama kali melakukan ujian berbasis komputer, ini terobosan yang dilakukan oleh para guru dan sangat kami apresiasi. Dari sisi lain, kita prihatin dengan kondisi fasilitas, namun kami harus berikan apresiasi bagi mereka. Kami akan upayakan jaringan, ini akan kita bantu,” kata Nenu Tabuni.
Nenu Tabuni turut memberikan semangat kepada anak SMPN 1 Ilaga. Ia juga menaruh perhatian pada minimnya guru dan kurang fasilitas yang memadai, seperti gedung sekolah. ”Kami prihatin dengan kondisi saat ini. Kita harus evaluasi total,saya sudah minta agar dinas pendidikan buat undangan, kita rapat,” pungkasnya.
Puncak Kekurangan Tenaga Guru

Penjabat Bupati Puncak, Nenu Tabuni memantau Ujian ANBK 2024 di SMPN 1 Ilaga, Selasa 10 September 2024. (Diskominfo Puncak)
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Puncak, Enos Murib, menjelaskan ANBK bertujuan adalah untuk mengevaluasi mutu pendidikan di setiap sekolah di Indonesia.
Hasil ANBK diharapkan dapat dijadikan sebagai alat refleksi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan iklim satuan pendidikan. “ANBK ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas belajar-mengajar, yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa,”katanya.
Enos Murib menyebut perlunya kerja sama yang baik antara tenaga pendidik dan masyarakat dalam membangun pendidikan di Kabupaten Puncak.
“Masalah yang kami alami, tidak pernah kerja sama antara dinas dan masyarakat. Bangunan yang sudah dibangun oleh dinas pendidikan,tidak pernah dijaga oleh masyarakat, bahkan dibakar, guru-guru tidak aman,” bebernya.
Ia juga mengungkapkan kondisi guru yang semakin kurang di Kabupaten Puncak. Maka itu, pihaknya selalu mendorong anak-anak di Puncak agar sekolah khusus guru, sehingga pendidikan di Kabupaten ini bisa maju.
“Kami minta dukungan dari orang tua,semua mendukung dari sisi keamanan, komunikasi sehingga anak-anak bisa kembali ke distrik. Tanpa keamanan,pendidikan bisa berasil,”ajaknya.
Jaminan Keamanan untuk Para Siswa

Penjabat Bupati Puncak, Nenu Tabuni memantau Ujian ANBK 2024 di SMPN 1 Ilaga, Selasa 10 September 2024. (Diskominfo Puncak)
Salah satu pelajar, Julimiau Amisim, berharap semua pihak menjamin keamanan, termasuk para orang tuanya. Hal ini agar pendidikan di Kabupaten Puncak bisa jalan.
“Kami dari SMPN 1 Ilaga, Gome dan Amungkia, keinginan dari kami adalah minta keamanan. Kami mau sekolah, kami mau belajar untuk membangun Kabupaten Puncak. Mohon jangan bunuh para guru, supaya mereka bisa ajar kami,”harapnya.
Sekadar diketahui, ANBK menilai beberapa hal, yaitu Literasi, Numerasi, Karakter, Kualitas proses belajar-mengajar, Iklim satuan pendidikan. ANBK menggunakan tiga instrumen utama, Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, Survei Lingkungan Belajar.
AKM digunakan untuk mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) siswa. Sementara itu, Survei Lingkungan Belajar mengukur iklim keamanan, inklusivitas, kebhinekaan, kesetaraan gender, kualitas pembelajaran, dan lainnya. *** (Diskominfo Puncak)