KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura– Mata Gwyneth Sasarari berbinar, ia adalah pelajar SMP dari Kota Jayapura. Gwyneth senang memiliki kesempatan bisa melanjutkan pendidikan SMA di Sekolah Rakyat (SR) yang keseluruhan biaya sekolah maupun kehidupannya dipenuhi oleh pemerintah, alias gratis.
“Awalnya, saya ingin masuk SMEA di Kotaraja, namun mama dan bapak meminta saya sekolah di SR, sehingga saya ikuti kemauan mereka,” katanya, ditemui kabarpapua.co, Senin 14 Juli 2025, saat peluncuran serentak SR di Indonesia.
Gwyneth bercerita, dia memiliki ayah penyandang disabilitas – tuna wicara. “Ayah masih tetap bekerja. Dia membawa truk dan bekerja serabutan di pedalaman Papua. Sementara mama berjualan pinang.”
Gwyneth mengenal sekolah SR dari mamanya. Kata dia, mamanya diberitahukan dari pihak gereja bahwa ada sekolah gratis, SR. Singkat cerita, dari komunikasi mamanya dengan pihak gereja, maka petugas dari Dinas Sosial Kota Jayapura datang ke rumahnya dan melakukan pendataan hingga akhirnya Gwyneth dinyatakan bisa bersekolah di SR.
“Saat itu, saya hanya diminta kaka pembimbing untuk membawa baju harian, baju tidur dan baju untuk ke gereja. Semua kebutuhan sekolah dan di asrama, gratis. Saya mendapatkan sepatu, seragam hingga peralatan mandi,” katanya.
Gwyneth menceritakan, dalam satu kamar asrama di SR, terdiri dari 3 orang. “Kamarnya lumayan besar, bersih dan ada kipas anginnya,” katanya tersenyum.
Dia berharap dengan sekolah di SR, cita-citanya menjadi seorang perawat bisa dicapai. “Sa (saya) ingin bahagiakan mama dan bapak dengan pendidikan ini,” katanya.
SR Jadi Sekolah Gratis

Para siswa Sekolah Rakyat (SR) di Provinsi Papua. Foto: Katharina/KabarPapua.co
Untuk tahap awal, SR di Papua mendapat 100 siswa, dengan rincian 50 siswa dari Kota Jayapura dan 50 siswa lainnya berasal dari Kabupaten Kepulauan Yapen.
SR adalah sekolah gratis yang diperuntukan bagi siswa dengan ekonomi miskin hingga miskin ekstrem. SR menjadi terobosan Presiden Prabowo Subianto, agar kemiskinan tak menjadi penghalang untuk meraih cita-cita.
Untuk sementara, SR di Provinsi Papua meminjam lokasi Balai Sosial Kamkey Tanah Hitam, Distrik Abepura, Kota Jayapura. Di lokasi ini, para siswa sekaligus menjalani hari-harinya di asrama.
Kepala Balai besar Pendidikan dan Pelatihan kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Jayapura Region VI Papua, John Mampioper menjelaskan SR di Provinsi Papua dibuka setingkat SMAdan dibuka serentak oleh Menteri Sosial, Saifullah Yusuf secara daring pada Senin 14 Juli 2025, bersamaan dengan 63 titik SR dari Aceh hingga Jayapura.
“Hari ini dilakukan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS). Di Jayapura, ada 100 siswa dan dibagi menjadi 4 rombongan belajar (rombel). Dalam satu kelas rombel berisi 25 siswa. SR Papua didampingi 14 guru yang disediakan dari kementerian,” kata John.
Kesiapan Lahan dan Pembangunan

Pembukaan Sekolah Rakyat (SR) di Provinsi Papua. Foto: Katharina/KabarPapua.co
SR di Provinsi Papua akan dibangun di Maribu, Kabupaten Jayapura. Secara teknis, pembangunan SR di setiap kabupaten/kota harus memiliki sertifikat tanah clean and clear, artinya sertifikat tanah terdaftar di BPN dan tak mengalami kendala dalam hak ulayat.
John bilang, sampai saat ini daerah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Biak, Kepulauan Yapen sedang menyiapkan pembangunan SR di daerahnya masing-masing. Sementara untuk di Kabupaten Keerom, Waropen, Supiori dan Mamberamo Raya masih dalam proses pengurusan lahan.
“SR dibangun oleh pemerintah dari dana APBN, sehingga tidak memberatkan daerah. Pemerintah kabupaten/kota hanya bertanggung jawab dengan ketersediaan lahannya,” jelasnya.
Nantinya, jika SR di kabupaten/kota sudah siap digunakan, maka para siswa yang sebelumnya dititipkan pada SR di Provinsi Papua, akan dikembalikan ke daerahnya masing-masing.
“Seperti tahun ajaran ini, terdapat 50 siswa dari Yapen dan Kota Jayapura. Maka, jika tahun depan sekolahnya sudah siap, maka para siswa akan dikembalikan ke daerahnya,” jelasnya. *** (Katharina)




















