Menu

Mode Gelap
Antisipasi 1 Desember, TNI Polri Patroli 2×24 jam di Kota Jayapura Pesan Sejuk Polri di Deklarasi Pemilu Ceria Tanah Papua Gedung Perpustakaan SMPN 5 Sentani Terbakar Hibah Pilkada Jayapura Cair 10 Persen, Deposit Kas Daerah Rp23 Miliar Disorot 1 Desember di Jayapura: Polisi Amankan Ratusan Botol Miras Ilegal, Penjual Ngacir

KABAR PAPUA BARAT · 11 Mar 2024 21:58 WIT

Sejarah Kerajaan Islam di Fakfak Papua Barat


					Masjid tua bersejarah di Fakfak, bernama Tua Patimburak, berlokasi di semenanjung Papua, merupakan salah satu peninggalan Islam di Papua.
(Foto: Biro Humas Kemenparekraf) Perbesar

Masjid tua bersejarah di Fakfak, bernama Tua Patimburak, berlokasi di semenanjung Papua, merupakan salah satu peninggalan Islam di Papua. (Foto: Biro Humas Kemenparekraf)

KABARPAPUA.CO, Fakfak– Fakfak yang berada di Provinsi  Papua Barat memiliki kerajaan tradisional. Kerajaan ini berada di Semenanjung Onin yang terletak antara Teluk Berau dan Laut Aru. 

Pemimpin kerajaan di Semenanjung Onin bergelar Rat. Namun sebutan bapa raja merupakan istilah umum yang resmi untuk menyebut seorang pemimpin kerajaan. Sistem kerajaan merupakan hasil proses akulturasi antara kebudayaan Papua dan kerajaan-kerajaan Islam di Maluku Utara. 

Pada masa lalu, Fakfak menjadi bagian dalam jalur perdagangan dan pelayaran rempah-rempah Nusantara. Fakfak dikenal sebagai penghasil pala, kayu masohi dan kemiri.

Perang Antar Kerajaan

Pada mulanya, di Semenanjung Onin terdapat tiga kerajaan tradisional, yaitu Kerajaan Rumbati, Kerajaan Fatagar, dan Kerajaan Atiati. Ketiga kerajaan tersebut letaknya berdampingan di pulau kecil ujung barat Semenanjung Onin, tetapi oleh karena peperangan yang timbul antara Kerajaan Rumbati dengan Kerajaan Fatagar dan Kerajaan Atiati pada 1878, maka Kerajaan Fatagar dan Kerajaan Atiati memindahkan pusat kekuasaannya ke Pulau Ega. 

Beberapa waktu kemudian terjadi lagi perselisihan antara Raja Fatagar dan Raja Atiati, menyebabkan Raja Atiati memindahkan pusat kekuasaannya ke suatu tempat di pantai daratan Semenanjung Onin, yang kemudian disebut Atiati, letaknya berseberangan dengan Pulau Ega. 

Sedangkan Raja Fatagar memindahkan pusat kekuasaannya ke suatu tempat yang bernama Merapi, terletak di sebelah timur Distrik Fakfak sekarang. 

Dalam perkembangannya kemudian, beberapa penguasa wilayah yang pada mulanya berada di bawah kekuasaan Kerajaan Rumbati, kemudian mendapat pengakuan sebagai kerajaan sendiri oleh kolonial Belanda pada 1898, yaitu Kerajaan Patipi, Kerajaan Sekar, Kerajaan Wertuar dan Kerajaan Arguni. Kerajaan Patipi terdapat di ujung barat Semenanjung Onin, sedangkan Kerajaan Arguni berpusat di Pulau Arguni dan Kerajaan Sekar serta Kerajaan Wertuar yang terdapat di Kokas. *** (Hari Suroto-Peneliti Arkeologi BRIN)

Artikel ini telah dibaca 352 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Kronologi Kecelakaan Maut di Jalan Trans Wamena-Karubaga Usai Hadiri Kampanye Akbar

25 November 2024 - 19:07 WIT

Peringatan Sumpah Pemuda di Sorsel: Semangat Persatuan, Tanpa Perbedaan 

28 October 2024 - 17:38 WIT

Situasi Kaimana Kembali Kondusif Pasca Ricuh di Kantor Bawaslu

4 September 2024 - 09:45 WIT

Jadi Tontonan Warga, Bupati Kaimana Lantik 42 Pejabat Tinggi Pratama di Terminal Angkot

15 August 2024 - 22:34 WIT

5 Anggota MRPB Turun Gunung, Cek Realisasi Dana Otsus di Kaimana

15 August 2024 - 22:13 WIT

Kepala Suku Miere Curhat ke Kapolda Papua Barat Soal Anak Suku Masuk Polisi

1 August 2024 - 09:39 WIT

Trending di KABAR PAPUA BARAT