KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Ratusan mahasiswa penghuni Asrama Liboran di Padang Bulan, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua menjalani skrining tuberkulosis (TBC), Sabtu 23 Maret 2024.
Ketua Asrama Liboran, Gristop Mulikma mengatakan, skrining ini dilakukan menyusul informasi tingginya kasus tuberkulosis di Kota Jayapura. Salah satu penularannya terjadi di lingkungan kampus maupun sekolah.
“Jumlah mahasiswa Asrama Liboran hingga saat ini sebanyak 250 orang yang masih aktif kuliah di tiga gedung asrama. Setiap kamar diisi sekitar 7 hingga 10 mahasiswa. Maka itu, kita inisiatif lakukan skrining dan penjaringan,” kata Gristop, Sabtu.
Gristop mengaku khawatir dengan penyebaran tuberkulosis di lingkungan sekolah serta asrama mahasiswa. Hal ini juga menjadi pendorong skrining sejak dini untuk mencegah penularan tuberkulosis.
“Kalau sudah tahu penyakitnya berarti jangan pelihara penyakit, karena akan menular ke teman-teman lainnya,” ujarnya.
Menurut dia, pola kehidupan di asrama sangat berbeda dan penuh kebersamaan. Mahasiswa bisa tidur berpindah-pindah atau tidak menetap pada sau kamar hingga rentan penularan penyakit.
Cegah Penyebaran Tuberkulosis di Asrama

Kepala Puskesmas Emereuw, Ellis Mando saat sosialisasi skriniing tuberkulosis kepada mahasiswa, Sabtu 23 Maret 2024. (KabarPapua.co/Natalya Yoku)
Kepala Puskesmas Emereuw, Ellis Mando mengatakan, skrining kesehatan di Asrama Liboran berdasarkan petunjuk Dinas Kesehatan Kota Jayapura. Skrining ini untuk mencegah penularan tuberkulosis di lingkungan kampus.
“Jadi hari ini kita lakukan penjaringan untuk skrining penyakit tidak menular (PTM) dan penyakit menular. Salah satunya adalah tuberkulosis dan infeksi menular seksual atau IMS,” kata Ellis.
Elis menjelaskan, penderita tuberkulosis memiliki gejala batuk. Maka itu, skrining dilakukan dengan memeriksa sputum atau dahak, meskipun mahasiswa tidak memiliki gejala batuk. “Seseorang tidak batuk tetap dahak bisa keluar, itulah yang kita periksa,” terangnya.
Menurut Elis, kasus tertinggi di Asrama Liboran adalah penyakit tuberkulosis. Dia pun menyebut ada mahasiswa yang tercatat sebagai pasien di Puskesmas Emereuw.
“Hasil skrining akan kita ketahui setelah 2 hari pemeriksaan tes cepat molekuler di RSUD Abepura. Jika ada mahasiswa ada yang positif, kita sampaikan langsung kepada mahasiswanya untuk segera lakukan pengobatan secara intensif,” katanya. *** (Natalya Yoku)