Menu

Mode Gelap
Antisipasi 1 Desember, TNI Polri Patroli 2×24 jam di Kota Jayapura Pesan Sejuk Polri di Deklarasi Pemilu Ceria Tanah Papua Gedung Perpustakaan SMPN 5 Sentani Terbakar Hibah Pilkada Jayapura Cair 10 Persen, Deposit Kas Daerah Rp23 Miliar Disorot 1 Desember di Jayapura: Polisi Amankan Ratusan Botol Miras Ilegal, Penjual Ngacir

PUBLIK · 18 Nov 2024 22:46 WIT

Posyandu dan Puskesmas, Garda Terdepan Pencegahan Stunting


					Nunung Nuryartono, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi III Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Foto: FMB9 Perbesar

Nunung Nuryartono, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi III Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Foto: FMB9

KABARPAPUA.CO,  Jakarta– Posyandu dan Puskesmas berperan penting dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia. Sebagai garda terdepan, kedua institusi ini memastikan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, dan balita tetap terpantau dengan baik, terutama menjelang implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan dimulai pada Januari 2025.

Pelaksana Tugas (Plt) Deputi III Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Nunung Nuryartono mengatakan, posyandu dan puskesmas memainkan peran vital sebagai ujung tombak pelaksanaan program. Dengan jumlah sekitar 300.000 Posyandu dan 10.000 Puskesmas di seluruh Indonesia, kedua institusi ini menjadi andalan dalam memantau status kesehatan masyarakat.

“Posyandu dan juga puskesmas adalah garda terdepan untuk memantau anak-anak balita, ibu hamil, dan ibu menyusui,” ujarnya dalam Forum Merdeka Barat (FMB9) dengan tema ‘Makan Bergizi Gratis Solusi Tekan Angka Stunting’, Senin 18 November 2024.

Nunung juga menjelaskan bahwa program MBG merupakan program dengan tujuan ganda. Selain menurunkan angka stunting sebelumnya, program ini juga diharapkan mampu mencegah munculnya kasus stunting baru.

Hal ini menjadi tantangan yang membutuhkan perhatian serius di berbagai level pemerintahan, termasuk kerja sama lintas sektor. “Ada irisan target yang sangat besar antara program Makan Bergizi dengan upaya pencegahan stunting. Oleh karena itu, sinergi sangat diperlukan agar semuanya berjalan secara efektif,” tambahnya.

Salah satu langkah utama dalam pencegahan stunting adalah fokus pada intervensi di bagian hulu. Remaja putri menjadi salah satu kelompok prioritas dalam intervensi ini untuk memastikan kesehatan mereka hingga memasuki fase pernikahan dan kehamilan. Dengan kondisi tubuh yang sehat, diharapkan bayi yang mereka lahirkan juga memiliki kesehatan optimal dan terhindar dari risiko stunting.

Di sisi lain, pemerintah juga berupaya memastikan bahwa data kesehatan masyarakat digunakan secara maksimal. Data by name by address yang dikumpulkan melalui Posyandu dan Puskesmas menjadi dasar untuk menentukan daerah prioritas dan intervensi yang sesuai.

Dengan cara ini, pemerintah dapat lebih fokus dalam menangani wilayah-wilayah yang memiliki angka stunting tinggi. Strategi ini juga melibatkan integrasi program makanan tambahan lokal yang telah diinisiasi oleh pemerintah daerah.

“Jika angka stunting yang lama berhasil diturunkan, tetapi muncul angka baru yang belum tertangani, ini akan menambah beban yang lebih besar,” tegasnya.

Oleh karena itu, upaya pencegahan stunting harus dilakukan secara holistik, mulai dari edukasi, pemantauan, hingga pemberian intervensi gizi yang tepat. Dalam implementasinya, program MBG membutuhkan sinergi yang kuat antara kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.

Pemerintah optimis bahwa dengan kolaborasi yang lebih kuat antara semua pihak, target penurunan angka stunting dapat tercapai. Komitmen bersama dari tingkat pusat hingga daerah, serta peran aktif Posyandu dan Puskesmas, menjadi kunci keberhasilan program ini.

“Program ini sangat strategis. Banyak masukan dari berbagai lembaga yang menekankan pentingnya mencermati dengan seksama program-program penurunan angka stunting ini,” tutup Nunung.

Dengan dimulainya program MGB pada awal 2025, Indonesia berharap dapat menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat, cerdas, dan bebas dari stunting. Kolaborasi yang solid antara semua pihak tidak hanya akan membantu mengatasi stunting yang ada tetapi juga mencegah munculnya kasus baru, sehingga memberikan dampak positif bagi kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. *** (Sumber: FMB9)

Artikel ini telah dibaca 19 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Sambut Natal, ANTARA Papua Berbagi Berkah dengan Veteran

10 December 2024 - 21:06 WIT

Kabupaten Mappi dan Merauke Mengawali Perolehan Suara Pilgub Papua Selatan

7 December 2024 - 16:09 WIT

Pemprov Papua Barat Daya: Ormas Penting dalam Pembangunan

5 December 2024 - 21:38 WIT

Wamendagri Ribka: Makan Bergizi Gratis Dimulai 2 Januari 2025

23 November 2024 - 18:50 WIT

Youth Economic Summit 2024 Dorong Kaum Muda Berinovasi untuk Ekonomi Hijau

22 November 2024 - 18:59 WIT

Pengelola Hotel di Papua Wajib Laporkan Tamu WNA ke Imigrasi, Ini Tujuannya

20 November 2024 - 20:53 WIT

Trending di PUBLIK