KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura- Calon Gubernur Papua, Benhur Tomi Mano bersama calon Wakil Gubernur Papua, Constan Karma menggelar ngabuburit bersama jurnalis di Jayapura., Kamis 27 Maret 2025.
Benhur yang akrab disapa BTM mengatakan ngabuburit menjadi ajang saling bertegur sapa, berbagi kisah, dan mendengarkan suara hati para jurnalis.
Dia paham betul, momen ngabuburit bersama jurnalis masih dalam suasana politik. Bahkan bisa saja dianggap kampanye. Namun BTM meyakini kampanye yang dilakukan kali ini paling ikhlas.
“Saya sengaja mengemas dengan buka puasa bersama. Kalau pun saya dianggap kampanye, ini kampanye yang paling ikhlas, karena kampanye saya menyapa dan menguatkan ikatan hati dengan sahabat-sahabat yang selama ini selalu membersamai saya,” katanya.
BTM menyebut kehadirannya bukan hanya untuk berbicara, tetapi untuk mendengar dan ingin menyimak pikiran-pikiran cerdas dari para jurnalis.
“Jika boleh, saya hanya ingin duduk, mendengar, dan menulis setiap nasihat yang saudara-saudara titipkan untuk saya, sebagai bekal membangun Provinsi Papua yang kini terdiri dari 8 kabupaten dan 1 kota setelah pemekaran,” katanya.
Menurutnya, jurnalis adalah pena-pena zaman. Ujung-ujung tinta yang tidak pernah berhenti menulis cerita dari zaman ke zaman. Pers adalah pembawa cahaya, yang menuntun langkah dari lorong-lorong gelap kebodohan menuju terang wawasan. “Kalian bukan hanya saksi sejarah, tetapi penentu arah sejarah itu sendiri,” sebutnya.
Media adalah suara yang menggaungkan bisikan rakyat kecil hingga terdengar di ruang rapat para pengambil keputusan.“Dari kata-kata yang kalian tulis yang kadang hanya selembar berita, bisa lahir perubahan besar yang menembus dinding-dinding kekuasaan,” katanya.
Dia juga berterima kasih kepada jurnalis di Jayapura yang telah menjadi bagian penting dalam laju pembangunan yang kadang lambat, bahkan tersendat.
“Kalian telah mengadvokasi yang tersisih menjadi yang diperhitungkan. Kalian telah membuka yang tersembunyi menjadi nyata. Kalian telah menjadikan keraguan menjadi kepastian. Mari kita perkuat tradisi jurnalistik yang bermartabat. Mari menjadi pengawal kebijakan publik yang adil. Mari menjadi penyambung lidah rakyat yang benar-benar jujur, tajam, dan solutif. Tanpa pers yang kuat, tidak ada demokrasi yang sehat. Tanpa pers yang independen, tidak ada kebijakan yang berpihak,” jelasnya.
Dia berharap ketika nanti rakyat Papua memilihnya menjadi Gubernur Papua, semangat insan pers tidak pernah surut.
“Tetaplah menjadi mitra kritis, bukan hanya teman tepuk tangan. Tetaplah menjadi penulis kisah yang akan membawa Papua berdiri sejajar dengan provinsi-provinsi lain. Bersama-sama kita buktikan bahwa Papua bukan hanya garis pinggir Indonesia tetapi salah satu poros masa depan Indonesia,” sambungnya. *** (Natalya Yoku)