KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua terus menunjukkan komitmen dalam pengembangan Kopi Papua, sebagai salah satu sektor ekonomi kreatif potensial.
Salah satunya dengan akan mengikuti kegiatan showcasing dan business matching pada World of Coffee di Copenhagen, Denmark pada 27-29 Juni 2024. Dalam event ini, BI Papua berkolaborasi dengan Koperasi Produsen Emas Hijau Papua.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Faturachman, mengatakan Kopi Papua saat ini mendapat perhatian dan apresiasi tinggi di dunia internasional. Keunikan dan keunggulan Kopi Papua tidak hanya terletak pada cita rasanya yang khas, tetapi pada proses budidayanya yang melestarikan kearifan lokal.
Dimulai dari pembukaan lahan kopi di Papua yang melibatkan seluruh masyarakat kampung melalui prinsip gotong royong, menciptakan kebersamaan dan kepemilikan bersama.
Dilanjutkan dengan pengolahan lahan yang mengikuti aturan budaya turun-temurun dengan menggunakan bahan-bahan organik, sehingga menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan lingkungan.
“Perawatan dan proses panen dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti. Setiap cherry dipilih berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) yang ketat untuk menjamin kualitas terbaik,” kata Faturachman, Jumat 21 Juni 2024.
Keunikan Kopi Papua
Setelah panen, metode proses full wash digunakan untuk menghasilkan konsistensi rasa yang khas dan berkualitas. Selain itu, karakteristik kopi Papua yang ditanam pada ketinggian di atas 1.700 meter di atas permukaan laut (MDPL).
“Salah satu altitude penanaman kopi tertinggi di Indonesia memberikan karakteristik rasa yang unik dan berbeda dibandingkan kopi dari daerah lain,” terangnya.
Sebagai bentuk aksi nyata mendukung perkembangan kopi di Papua, BI Papua bersinergi dengan stakeholders dalam skema pentahelix. Selain pemerintah dan BI, komunitas kopi, akademisi, pelaku usaha, dan media turut dilibatkan untuk mengembangkan kompetensi SDM kopi di Papua.
“KPw BI Papua bersama dengan Specialty Coffee Association Indonesia (SCAI) dan Rotaryana menginisiasi sensory bootcamp pada 19-21 Juni 2024. Ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan, kompetensi dan technical skill pegiat kopi di Papua dalam menghasilkan dan menyajikan kopi berstandar internasional,” katanya.
Kegiatan ini diikuti seluruh provinsi di tanah Papua, kecuali Papua Selatan. Provinsi yang terlibat yakni Provinsi Papua, Papua Barat, Papua Barat daya, Papua Pegunungan, dan Papua Tengah.
Faturachman menyebut, World of Coffee di Copenhagen, merupakan salah satu platform bergengsi tingkat dunia bagi para produsen maupun konsumen, khususnya pecinta kopi. Mereka berkumpul, berjejaring, dan memperkenalkan produk unggulan mereka.
World of Coffee di Copenhagen Libatkan 400 Peserta Pameran
World of Coffee diprediksi menjadi acara terbesar sepanjang sejarah penyelenggaraannya, dengan lebih dari 400 peserta pameran dan 10.000 peserta lainnya. Mereka terdiri dari juri, pengunjung, peserta lomba, serta prospective buyers dari 130 negara di seluruh dunia.
“Kegiatan ini akan diikuti oleh Koperasi Produsen Emas Hijau Papua binaan Bank Indonesia dan menjadi momen penting untuk menunjukkan kualitas dan keunikan Kopi Papua,” ujarnya.
Faturachman berharap melalui kegiatan ini, kopi Papua tidak hanya memperkuat brand awareness. Namun tercipta berbagai kesepakatan transaksi dagang (letter of intent) yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Papua.
Hingga kini, komitmen BI Papua dalam mengembangkan kopi Papua dilakukan melalui berbagai cara. Dimulai dari penguatan kelembagaan dengan mendukung pembentukan koperasi produsen kopi.
Lalu, peningkatan kompetensi produksi di sisi hulu melalui penerapan best practice SOP perkebunan kopi. Optimalisasi pasca panen melalui peningkatan kompetensi serta memfasilitasi sarana dan prasarana yang diperlukan.
Tak hanya itu, BI Papua juga membuka wawasan dan pengetahuan pegiat kopi di sisi hilir terkait standar internasional. Upaya lainnya adalah memfasilitasi promosi perdagangan dan business matching kopi Papua dengan potential buyers di dalam dan luar negeri, untuk membuka akses pasar yang lebih luas. *** (Siaran Pers)