KABARPAPUA.CO, Kota Jayapura – Kapolda Papua Irjen Polisi Patrige Rudolf Renwarin membuka secara resmi Festival Colo Sagu.
Kegiatan ini digelar di Pantai Wisata Hmansaw, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Papua, tepatnya di bawah Jembatan Youtefa, Kamis, 26 Juni 2025.
Dalam rangka memperingati Hari Sagu Nasional dan menyambut Hari Bhayangkara ke-79, Festival Colo Sagu yang mengangkat tema: “Potensi Pangan Lokal Menuju Kemandirian” berkolaborasi dengan tema Hari Bhayangkara ke-79 “Polri Untuk Masyarakat”.
Kapolda Papua dalam sambutannya menyatakan, Festival Colo Sagu merupakan bentuk nyata dari sinergi antara institusi Polri dan masyarakat, dalam membangun jembatan antara budaya lokal dan generasi digital.
Menurut Kapolda Papua, perlu diketahui bersama, Festival Colo Sagu bukanlah sekadar acara seremonial,melainkan kegiatan budaya yang telah menjadi tradisi masyarakat Papua, khususnya di wilayah pesisir dan pedalaman.
“Ini sebagai bentuk pelestarian kebiasaan makan bersama dengan hidangan utama berupa sagu makanan pokok khas Papua,” kata Patrige.
Patrige menambahkan, kata “colo” dalam bahasa lokal berarti “berkumpul” atau “berbagi”. Sehingga kalimat “colo sagu” secara harfiah bermakna makan sagu bersama-sama.
“Jadi di dalamnya terkandung nilai kebersamaan, solidaritas, dan kearifan lokal, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat papua,” jelas Patrige.
Festival Colo Sagu, kata Patrige, memiliki empat tujuan penting, yakni melestarikan budaya lokal, menguatkan identitas masyarakat Papua melalui budaya kuliner sebagai warisan berharga.
“Terus, menjadi sarana rekonsiliasi dan penguatan solidaritas sosial di antara komunitas, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pangan lokal yang sehat dan berkelanjutan,” paparnya.
Penjabat Gubernur Papua Ramses Limbong yang juga turut hadir dalam Festival Colo Sagu menyatakan, kegiatan yang digelar ini sangat kreatif dan memerlukan peran aktif dari pemerintah, masyarakat dan pelaku UMKM.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini, untuk membuat sebuah stimulus yang dengan sendirinya perekonomian masyarakat juga meningkat,” katanya.
Sehingga, sekarang tinggal bagaimana membuat nilai jual meningkat dan memperhatikan yang utama dari sisi kesehatan dengan melihat masa kadaluarsa dan ijin dari BPOM.
“Jadi meski itu panganan lokal kita bisa mengangkat menjadi makanan yang berdaya saing dengan makanan yang ada di luar Papua,” kata Ramses.
Ketua Panitia Festival Colo Sagu, Kapolresta Jayapura Kota, AKBP. Fredrickus Maclarimboen menyatakan, Festival Colo Sagu ini bertujuan bagaimana mengangkat pelestarian dan pemberdayaan sagu.
“Masing masing daerah di Papua memiliki cara mengolah sagu. Tapi makna yang diambil dalam memproses pohon sagu cukup tinggi dan mempunyai nilai moral yang perlu kita lestarikan,” katanya.
Menurutnya, pohon sagu memiliki filosofi tersendiri, dimana pohon sagu merupakan penyeimbang kehidupan. “Sagu tak hidup sendiri, tapi menghidupkan tumbuhan lain disekitarnya,” katanya.
Kapolresta berharap, Festival Colo Sagu dapat jadikan sagu sebagai bintang di meja makan kontemporer. “Kiranya festival ini tampilkan potensi ekonomi sagu dan menginspirasi banyak orang,” katanya. ***(Natalya Yoku)